Dibangun Dari Dana Desa, Lapangan Sakti Lodaya Berstandar Internasional

| Minggu, 21/10/2018 18:19 WIB
Dibangun Dari Dana Desa, Lapangan Sakti Lodaya Berstandar Internasional Stafsus Mendes PDTT, Syaiful Huda (kanan) bersama Wabendum DPP PKB, Bambang Susanto mencoba kemegahan lapangan Sakti Lodaya, Cisayong, Tasikmalaya (dok Radarbangsacom)

TASIKMALAYA, RADARBANGSA.COM - Semangat untuk memajukan sepak bola Indonesia yang digelorakan warga Desa Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya patut diacungi jempol. Keinginan untuk melihat sepak bola nasional maju hadir dan mereka wujudkan dengan membangun lapangan sepakbola bertaraf internasional.

Melalui Dana Desa, kepala desa Cisayong, Yudi Cahyudin terketuk dan sangat ingin melihat sepak bola nasional maju. Kecintaan terhadap sepak bola sampai membuatnya membangun sebuah lapangan yang dinamai Sakti Lodaya.

Semangat Yudi tersebut sontak membuat Staf Khusus Mendes PDTT, Syaiful Huda bangga. Menurut Huda, proyek pembangunan lapangan Sakti Lodaya adalah proyek terbaik yang menggunakan Dana Desa.

“Ini proyek terbaik, saya sudah keliling Indonesia atasnama Stafsus Kementerian Desa dalam rangka melihat dan memantau penggunaan Dana Desa. Nah Cisayong ini contoh desa yang mampu menetapkan skala prioritasnya,” kata Huda saat mengunjungi lapangan Sakti Lodaya, Minggu 21 Oktober 2018.

Akan tetapi, lapangan belum dipakai oleh klub profesional yang ada Liga 2 maupun Liga Nusantara. Hanya saja sedikitnya sudah ada 30 klub bola di Tasikmalaya hingga Ciamis sudah mengetahui adanya lapangan Sakti Lodaya dan berencana untuk melangsungkan pertandingan.

“Lapangan ini bisa digunakan awal November nanti. Jadi sudah ada list-list klub sepakbola yang akan menggunakan lapangan ini, mulai dari Tasikmalaya hingga Ciamis,” kata Huda yang juga Ketua DPW PKB Jawa Barat itu.

Huda menjelaskan, pemerintah desa memberi tarif sewa bagi setiap klub yang ingin menggunakan lapangan tersebut. Setiap klub perlu merogoh kocek sebesar Rp500.000.

“Jadi untuk sekali main desa bisa mendapatkan Rp.1.000.000. Itu masuk ke kas desa. Sebagian untuk maintenance, sisanya masuk ke kas desa,” ungkap Huda yang hadir didampingi oleh Wabendum DPP PKB, Bambang Susanto.

Lapangan Sakti Lodaya yang memiliki ukuran lapangan panjang 95 meter dan lebar 50 meter itu ditunjang dengan jenis rumput Zoysia Matrella (jenis yang sama dengan GBK) dilengkapi dengan sistem drainase dan penyiraman air yang modern.

Namun, lapangan tersebut tidak bisa dikatakan sebagai stadion karena tidak ada tribune untuk penonton, jogging trek belum ada, begitu juga dengan pagaran kawat yang belum seluruhnya terpasang.

“Tapi ini sudah masuk standar FIFA, internasional (untuk ukuran lapangan yang paling kecil). Bahkan rumputnya ini lebih baik di sini dari GBK, karena struktur tanah Galunggung beda dengan GBK,” pungkas Huda.

Sementara itu, Kepala Desa Cisayong, Yudi Cahyudin membenarkan biaya pembangunan lapangan Sakti Lodaya berasal dari dana desa yang turun dari pemerintah. Dana itu akhirnya digunakan untuk membangun lapangan yang diharapkan bisa melahirkan pemain-pemain berbakat.

“Prioritas penggunaan dana desa yang kita gunakan untuk pembangunan sarana olahraga yang sudah diatur dalam permen desa nomor 19 tahun 2017. Saya memprioritaskan untuk membangun sarana olahraga,” kata Yudi.

Tags : Dana Desa , Syaiful Huda , Sakti Lodaya

Berita Terkait