Menkeu Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1%

| Senin, 09/07/2018 23:16 WIB
Menkeu Optimis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1% Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan RI). (foto: setkab.go.id)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan perkembangan ekonomi makro dan pelaksanaan APBN 2018 kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas yang digelar di Istana Bogor, Senin, 9 Juli 2018.

Menurut Menkeu, pelaksanaan APBN dalam enam bulan pertama tahun ini menunjukkan tren cukup positif. Pertumbuhan tersebut, ucapnya, terjadi dari sektor perpajakan yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

"Dari sisi makro ekonomi pertumbuhan (ekonomi) semester I diperkirakan 5.1%. Dari sisi penerimaan perpajakan semester PPh non migas tumbuh 14,9%, itu lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang hanya 6% dan tahun 2016 hanya 7%," kata Sri Mulyani.

Sementara dari sektor PPh Migas, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan penerimaannya meningkat 9%. Adapun secara keseluruhan kepatuhan Wajib Pajak melalui laporan SPT pribadi naik 14% dan dari badan usaha tumbuh 11,2%.

"Kalau lihat dari penerimaan perpajakan, kita melihat suatu dinamika ekonomi yang cukup positif," ujarnya seperti dikutip dari kumparan.com.

Sementara, dari sisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Sri Mulyani mengatakan karena harga minyak dunia yang meroket dan kurs rupiah terhadap dolar melemah, penerimaan dari sumber daya alam migas malah mengalami peningkatan hingga 47,9%. Dari Bea dan Cukai, penerimaannya tumbuh hingga 16,7% atau paling tinggi dalam tiga tahun terakhir.

Dibandingkan tahun lalu, kata dia, pertumbuhannya cukup tinggi mencapai 115%. Karena penerimaan negara baik pajak maupun bukan pajak cukup kuat, Sri Mulyani optimistis pada semester penerimaan negara cukup terjaga.

"Untuk belanja meningkat. Semester 1 ini seluruh kementerian dan lembaga telah membelanjakan mendekati 35%. Ini adalah tingkat belanja yang baik atau lebih baik dibandingkan tahun lalu yang hanya 33% penyerapannya," katanya.

Dari sisi transfer ke daerah, saat ini realisasinya sudah mencapai 50,3%. Jumlah tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang bisa mencapai 51%. Sri Mulyani mengatakan hal tersebut disebabkan karena tahun lalu pemerintah melakukan pembayaran dana bagi hasil.

"Namun, untuk dana desa terjadi kenaikan. Kami telah membelanjakan mendekati 60% dari total anggaran Rp 60 triliun. Ini lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," katanya.

Sri Mulyani mengatakan, dalam laporan APBN semester I tahun ini, defisit anggaran mengalami penurunan. Bahkan, kata dia, keseimbangan primer (primary balance) posisinya positif untuk pertama kalinya sejak empat tahun terakhir.

"Realisasi defisit Rp 110 triliun, lebih kecil dibandingkan tahun lalu yang posisinya Rp 175 triliun. Ini menggambarkan pemerintah terus berusaha membuat APBN sehat, kredibel, dan terutama dikaitkan dengan banyak sekali pendapat masalah utang dan pengelolaan utang," tuturnya.

Tags : Pertumbuhan Ekonomi , Indonesia , Menteri Keuangan RI