Ekspor Bibit Hibrida Bawang Merah ke Jepang, Indonesia Raup Royalti Rp 5 M

| Rabu, 01/05/2019 13:57 WIB
Ekspor Bibit Hibrida Bawang Merah ke Jepang, Indonesia Raup Royalti Rp 5 M Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjry Djufry (kiri) bersama President Sakata Seed Corporation Hiroshi Sakata (dok Kementan)

TOKYO, RADARBANGSA.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil mendapatkan royalti sebesar Rp 5 miliar dari hasil penjualan benih hibrida bawang merah atau stek sunpatient yang diekspor sejak 2016. Produk ini merupakan varietas unggulan pacar air, yang tahan tekanan panas dan kekeringan (heat and drought).

Selain itu, keuntungan royalti juga tak lepas dari upaya Kementan yang melakukan penandatanganan nota kesepahamanan kerja sama dalam rangkaian pertemuan G20 Meeting of Agricultural Chief Scientist (MACS) bersama perusahaan Jepang Sakata Speed Corporation (SSC).

“Kami menyampaikan apresiasi kepada SSC yang memberi royalti dan pelatihan pengembangan varietas baru kepada para breeder kami di Badan Litbang Pertanian, sehingga kapasitas sumber daya manusia kami meningkat," kata Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry, di Kantor Pusat Sakata Seed Corporation, Yokohama, Jepang, Selasa 30 April 2019 malam.

Fadjry menjelaskan, benih yang diekspor Indonesia adalah khusus, karena memiliki kualitas di atas rata-rata, dengan tujuan pasar utama Amerika Serikat. Meski demikian, pengembangan stek sunpatient sedikit terkenda karena minimnya teknologi.

“Kami memang kaya sumber daya genetik, bahkan kami memiliki banyak plasma nutfah. Namun pemanfaatannya masih terbatas, karena teknologi yang kami punya dan pendanaan riset yang ada relatif terbatas, tapi kehadiran Sakata dengan teknologi breeding yang dikuasai mengisi kebutuhan riset kami," katanya.

Menurut Fadjry, sebelum dilakukan riset, masyarakat hanya mengenal impatient sebagai tanaman liar dan tidak mempunyai nilai ekonomi. Namun, sejak sunpatient memasuki pasar global, permintaan pasar terus meningkat, apalagi Badan Litbang semakin dikenal di kancah internasional.

“Kami juga memiliki logo pada setiap stek sunpatient yang ditempel stiker Agro Inovasi. Artinya, mulai sekarang kekayaan sumberdaya genetik harus dilindungi. Kita tidak boleh mudah melepas plasma nutfah kepada pihak asing," katanya.

Fadjry mengatakan, kendala lain yang sering dihadapi untuk pengembangan bibit unggul bawang merah adalah terbatasnya tata kelola dan tupoksi Badan Litbang Pertanian. Balitbang sejauh ini fokus melakukan produksi untuk menjaga stabilitas pasokan di pasar dalam negeri.

“Tapi kami sepaham bahwa sumber daya genetik harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya. Namun penggunaan dengan tujuan memenuhi kebutuhan hajat hidup masyarakat harus menjadi pertimbangan," katanya.

Tags : Kementan , Bawang Merah , Jepang