(Profil) Mas Malik Haramain, Dari Santri untuk Probolinggo

| Sabtu, 13/01/2018 20:08 WIB
(Profil) Mas Malik Haramain, Dari Santri untuk Probolinggo Calon Bupati Probolinggo, H Abdul Malik Haramain (dok @malik_haramain)

PROBOLINGGO, RADARBANGSA.COM - Bagi yang masih bimbang menentukan pilihan, maupun belum mengetahui calon yang pas untuk dipilih sebagai pelayan rakyat, setidaknya tulisan singkat ini bisa memberikan jawaban pasti, siapa sebenarnya Mas Malik dan Lora Muzayyan yang menggunakan akronim MMC alias Malik-Muzayyan Cocok.

Nama lengkap calon bupati kita adalah H. Abdul Malik Haramain. Dia berlatarbelakang keluarga pesantren. Kakeknya, KH. Fadhol adalah salah seorang ulama yang berpengaruh di Probolinggo pada era kemerdekaan hingga zaman Orde Baru. Selain mengasuh PP. Raudlatut Thalibin, Kademangan, Probolinggo, sosok ulama ini bukan hanya telaten mendidik santri, melainkan sekaligus menjadi pelayan umat (khadim al-ummah).

Putri Kiai Fadhol, Hj. Siti Azizah, juga mewarisi darah pendidik dari ayahnya. Nyai Azizah dikenal sebagai aktivis Muslimat NU tahun 1980-an. Ibunda Mas Malik ini juga dikenal telaten mendidik masyarakat, khususnya kaum hawa. Nyai Azizah seringkali mendatangi langgar/ mushalla di berbagai pelosok.

Tujuannya, mendidik ibu-ibu di bidang ibadah dan perkara Fiqh An-Nisa’ alias fiqih perempuan. Dari tata cara wudlu, thaharah, mengenali najis, hingga persoalan darah haid, istihadhah, wiladah, dan nifas. Semua dijalani Nyai Azizah dengan penuh semangat dan kesabaran sebagai seorang aktivis-pendidik.

“Dulu saya sering menemani Umi naik becak dan dokar untuk rapat di Muslimat Probolinggo", kenang Mas Malik.

Aktivitas Nyai Azizah ini juga didukung sepenuhnya oleh suami tercinta, KH. Abdul Mujib Abdullah. Kecintaan keduanya terhadap NU telah membulatkan tekad mereka untuk mengabdikan diri pada umat. Jika Nyai Azizah melalui wadah Muslimat NU, maka Kiai Mujib mengabdikan diri di PCNU Probolinggo sebagai Ketua Tanfidziyah.

Ayah Mas Malik ini dikenal sebagai aktivis yang tangguh. Baginya, mengabdi di NU adalah wasilah meraih ridla Allah. Prinsipnya, sebagaimana dikemukakan kepada Mas Malik, adalah SIAP MENJADI UJUNG TOMBAK SEKALIGUS UJUNG TOMBOK.

Artinya, siap menjadi pelopor dan pemimpin, sekaligus siap mengeluarkan uang (tombok) untuk berjuang di NU. Dari ayahnya pula, Mas Malik belajar nahwu, sharaf, fiqh, dan tafsir. Dari ayahnya pula, Mas Malik mengenal pemikiran Gus Dur, Kiai Wahid Hasyim, dan KH. M. Hasyim Asy`ari.

Karena dibesarkan di keluarga aktivis, tak heran jika kemudian Mas Malik memilih berkiprah di organisasi underbow NU. Setelah menjadi WaSekjend PMII, Mas Malik kemudian menjadi orang nomor satu di organisasi pergerakan.

Terhitung pada 2003-2005 pria berkacamata ini menjadi Ketua Umum PMII. Setelah itu, Mas Malik memilih mengabdi di GP Ansor sebagai Sekretaris Jenderal (2005-2010).

Pengalamannya di PMII maupun di GP Ansor, membuktikan apabila dirinya dibesarkan dalam kultur NU yang kuat. Sebagai kader PKB, Mas Malik pernah menjabat sebagai Sekjend DKN Garda Bangsa.

Saat ini tercatat sebagai Wasekjend DPP PKB dan diberi kepercayaan oleh Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar untuk menjadi Ketua DPC PKB Kabupaten Probolinggo. Sedangkan latarbelakangnya sebagai putra ulama menjadikan dirinya paham tradisi dan unggah ungguh (adab) kepada ulama dan para habaib.

Karena itu, dia selalu ingat pesan ayahnya: menjadi ujung tombak sekaligus ujung tombok! Kalau sudah paham latarbelakang keluarga calon pelayan rakyat ini, lantas mengapa harus ragu memilihnya sebagai Bupati kita?

Sudah saatnya sahabat PMII dan kader NU memimpin Probolinggo. Setuju?!

Tags : Malik Haramain , PKB , Probolinggo

Foto Terkait