Tokoh NU dan Muhammadiyah Bicara Stanting

| Rabu, 15/11/2017 06:42 WIB
Tokoh NU dan Muhammadiyah Bicara Stanting Nahdlatul Ulama.

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Rais Syuriah PBNU, KH Ahmad Ishomudin (Gus Ishom) mengungkapkan bahwa tidak ada hal dari agama dan kepercayaan lain yang bertentangan dengan ajaran Islam sepanjang dapat diterima akal sehat.

“Nilai-nilai universal yang dikembangkan Islam adalah yang sesuai akal sehat, misalnya tentang pentingnya kasih sayang yang juga ada di setiap agama, termasuk persoalan kesehatan,” kata Gus Ishom dalam Dialog Nasional Lintas Agama Cegah Stanting di Hotel Aryaduta, Jakarta, Selasa, 14 November 2017.

Gus Ishom menjelaskan, dalam Islam ada hal-hal yang disebut kemaslahatan atau sesuatu yang bermanfaat yang berasal dari Tuhan bagi para hamba-Nya. Untuk mewujudkan kemaslahatan tersebut ada lima hal yang harus dijaga.

“Pertama adalah menjaga agama terlaksana dalam kehidupan sehari-hari untuk mengarahkan kebahagiaaan dan selamat dunia akhirat. Kedua adalah menjaga jiwa manusiawi. Ketiga adalah penjagaan akal, jangan sampai tidak cerdas. Keempat menjaga keturunannya. Kelima penjagaan akan harta benda yang dimiliki,” papar Gus Ishom.

Kemudian, terkait dengan isu stanting, Gus Ishom menegaskan Islam sangat concern dalam upaya pencegahannya. Upaya tersebut bahkan dilakukan salah satunya sebelum pernikahan, sangat penting orang yang belum menikah untuk mencari (pasangan) yang terbaik.

“Ketika sudah menikah saat melakukan hubungan suami istri didahului dengan doa agar dijauhkan dari setan. Setan adalah makhluk yang jauh dari kasih sayang Allah,” lanjutnya.

Kemudian, saat istri mengalamai masa nyidam, seorang suami wajib memberi perhatian lebih.

“Kalau istri nyidam makanan tertentu dan suami tidak memenuhinya, bisa membayakan diri dan janin,” ujar Gus Ishom.

Senada dengan itu, Wawan Gunawan Abdul Wahid dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menegaskan upaya mencegah stanting merupakan jihad bersama yang harus dilakukan semua agama.

“Mencegah stanting adalah kewajiban semua agama,” kata Gunawan.

Hal itu dibenarkan dalam Islam, karena Islam berkewajiban memberi asih untuk semua manusia.

“Pembenar bahwa Islam memberi asih untuk semuanya. Bahasa asih tadi diwujudkan lewat berbagai bentuk pelayanan kepada semua umat manusia,” ungkapnya. 

Tags : PBNU , Muhammadiyah , Stanting

Berita Terkait