Pesan Idul Fitri dari Ketua Umum PP Pagar Nusa

| Senin, 18/06/2018 01:45 WIB
Pesan Idul Fitri dari Ketua Umum PP Pagar Nusa Muchamad Nabil Haroen (Ketua Umum PP Pagar Nusa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Hari raya Idul Fitri yang jatuh pada Jum`at, 15 Juni 2018 lalu merupakan hari besar umat muslim setelah melaksanakan ibadah puasa selama satu bulan di bulan Ramadan. Perayaan idul fitri juga menjadi momen untuk kembali ke Fitrah (suci) serta meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa.

Ketua Umum PP Pagar Nusa Nahdlatul Ulama, M. Nabil Haroen menyampaikan pesan Idul Fitri kepada seluruh kader Pagar Nusa NU. Berikut pesan yang disampaikan oleh Nabil Haroen dalam keterangan tertulisnya yang diterima redaksi radarbangsa.com.

Assalaamual’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

Allaahu akbar walillaahilhamd,

Para pendekar di seluruh belahan dunia manapun, semoga Allah selalu menaungi kita, mengiringi langkah kita, meneguhkan tekad kita, dengan rahman dan rahim-Nya.

Atas nama pribadi maupun atas nama Pimpinan Pusat Pagar Nusa, saya menghaturkan permohonan maaf yang seagung-agungnya atas segala salah baik yang disengaja maupun tidak disengaja.

Sesuai fitrahnya, kami adalah manusia yang tentunya tidak luput dari salah dan alpa. Namun itu tidak lantas membuat kami berhenti. Kami akan selalu berupaya menjadi “khadim” terbaik bagi para pendekar sekalian. Wabilkhusus kepada para pelindung, pembina/ penasehat, dewan khos, dan majelis pendekar, kami memohon doa dan ridla atas segala langkah kami ke depan.

Perkenankan kami menyampaikan sedikit hikmah dari para kiai tentang ‘Idul fitri,

“Idul Fitri adalah hari kemenangan, karena manusia pada hari itu kembali kepada fitrah. Bukan dalam arti manusia kembali menjadi bayi atau kembali nol. Namun fitrah disini berarti manusia kembali kepada jalurnya, kepada jalannya, jalan yang benar dalam sebuah perjalanan panjang menuju Rabbnya.

Kenapa manusia harus kembali ke jalannya? Karena dalam perjalanan seringkali manusia tersesat, tersesat disebabkan akalnya dikalahkan oleh nafsu. Maka momentum idul fitri adalah saat tepat manusia kembali kepada trayeknya. Jadi Idul fitri bukan saat untuk berpesta pora dan memperturutkan hawa nafsu.
Pesta pora justru itu berarti kita belum fitrah, masih dikuasai oleh nafsu. Maka seharusnya Idul fitri digunakan sebaik-baiknya untuk memohon ampun atas segala dosa kita, bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diberikan, bersilaturahmi dan saling memaafkan sesama manusia dan untuk lebih mempercepat dalam mendekatkan diri kepada Allah maka kita harus meneguhkan komitmen diri untuk lebih bermanfaat bagi orang lain karena "khayrunnaas anfa’uhum linnaas", manusia terbaik (menurut Allah) adalah yang bermanfaat untuk orang lain.

Kembali pada fitrah, tentu saja orang-orang kembali fitrah adalah orang-orang yang lulus dalam berpuasa. Orang yang mampu membelenggu nafsu dan membebaskan akalnya. Akal menjadi imam dan nafsu menjadi makmumnya. Jangan sampai Nafsu menjadi imam karena pasti akan menyesatkan, tidak akan membawa kita selamat kembali menuju Allah, namun justru akan mendorong kita ke jurang asfala safilin, kehinaan yang paling dalam.”

Akhirnya, mari kita beristighfar, memohon ampun kepada Sang Maha Pencipta.

Syukran wa dumtum filkhayri wal barakati wannajaah
Wallaahul muwaffiq ilaa aqwamith thariq
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh

PIMPINAN PUSAT PAGAR NUSA

Muchamad Nabil Haroen
Ketua Umum

Tags : Idul Fitri , Pagar Nusa NU