Ketum PBNU Sebut Agama dan Nasionalisme Saling Menguatkan Sejak Dulu

| Jum'at, 22/06/2018 07:11 WIB
Ketum PBNU Sebut Agama dan Nasionalisme Saling Menguatkan Sejak Dulu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj menyampaikan tausiyah saat Haul Bung Karno ke-48 di Blitar, Rabu (20/6). (Dok PKB)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengungkapkan dalam sejarah Indonesia, sudah sejak dulu terjadi penyatuan antara elemen santri dan nasionalis. Karenanya, santri-nasionalis bukan jargon politik semata.

"Berkali-kali kaum santri dan nasionalis menyelamatkan Indonesia dari perpecahan," kata Kiai Said saat menghadiri Haul Presiden pertama Soekarno (Bung Karno) ke-48 di Kota Blitar, Jawa Timur, Rabu, 20 Juni 2018 lalu.

Salah satu contohnya yaitu kerja sama antara Bung Karno dan pendiri NU, KH Hasyim Asyari di masa pergerakan kemerdekaan. Bung Karno, jelas Kiai Said, pernah bertanya tentang hukum membela Tanah Air, dan dijawab KH Hasyim secara tegas sebagai jihad fisabilillah.

"Kerja sama Bung Karno dan Mbah Hasyim menunjukkan kepada kita semua bahwa menjadi Muslim juga bisa menjadi Indonesia pada saat yang bersamaan," ujarnya.

Nasionalisme Bung Karno juga lahir dari rahim keimanan. Itulah yang dalam bahasa Mbah Hasyim disebut sebagai hubbul wathan minal iman; cinta tanah air sebagian dari iman. "Agama dan nasionalisme bukan dua kutub berseberangan, keduanya saling menguatkan," ucap Kiai Said.

Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Atsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan ini juga menjelaskan, kedatangannya pada haul Bung Karno dilakukan secara sengaja, karena hal itu bagian dari ibadah dan rasa cinta kepada tanah air Indonesia. Ia meminta kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya warga Nadliyin untuk mengikuti jiwa Soekarno dalam kecintaannya pada Indonesia.

"Bung Karno mencintai Indonesia dengan pikiran dan tindakan yang konsisten dan sepenuh hati," kata Kiai Said.

Ia menambahkan, momen yang bisa dipetik pada haul Bung Karno sangat banyak. Di era media sosial yang dipenuhi dengan kebencian, permusuhan, dan adu domba, pemikiran dan tindakan Bung Karno sangat dibutuhkan. "Yaitu pemikiran yang tulus mencintai Indonesia, tindakan yang membela keutuhan bangsa apa pun resikonya," papar .

Bagi Kiai Said, Indonesia beruntung memilik tokoh seperti Bung Karno. Keberadaan tokoh asli Jawa Timur ini membuat Indonesia terhindar dari perpecahan yang justru terjadi di negara-negara di Timur Tengah. "Bung Karno ini hebat karena mampu menjahit nilai-nilai nasionalisme dan religiusitas," ungkap Kiai Said.

Rasa kebangsaan dan ketaatan kepada agama seperti yang dimiliki Bung Karno harus diteruskan oleh generasi masa kini dan yang akan datang. "Tugas kita tinggal meneruskan, membangun, mengisi kemerdekaan ini," tegasnya.

Haul Bung Karno diisi dengan tahlil dan doa, serta tabur bunga di makam Bung Karno. Puluhan kiai sepuh juga terlihat dalam rangkaian haul, di antaranya Pengasuh Pondok Pesantren Ploso, Kediri KH Zainuddin Jazuli dan KH Nurul Huda Jazuli; Pengasuh Pesantren Al Amin Kediri, KH Anwar Iskandar; Wakil Rais Aam PBNU, KH Miftachul Ahyar; serta sejumlah kiai lainnya.

Tags : Haul Bung Karno , KH Said Aqil Siradj , Agama , Nasionalis

Berita Terkait