Menlu Malaysia Berkunjung ke PBNU, Kiai Said Jelaskan Soal Islam Nusantara

| Sabtu, 21/07/2018 16:46 WIB
Menlu Malaysia Berkunjung ke PBNU, Kiai Said Jelaskan Soal Islam Nusantara Menteri Luar Negeri Malaysia Datuk Saifuddin Abdullah silaturahim ke kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Sabtu (21/7). (Foto: NUonline)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri (Menlu) Malaysia Datuk Saifuddin Abdullah, dalam rangka silaturahim. Rombongan Menlu diterima Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 Juli 2018. 

Kiai Said pun menyampaikan terima kasih atas kunjungan Menlu ke PBNU. Selanjutnya, Kiai Said memperkenalkan nama-nama Pengurus NU yang hadir pada pertemuan tersebut.

Dalam sambutannya, Kiai Said menyampaikan tentang Islam Nusantara yang sedang gencar di kampanyekan NU. Menurutnya, Islam Nusantara bukan agama, mazhab, atau aliran baru, melainkan sebagai simbol Islam yang damai.

"Istilah Islam Nusantara itu simbol Islam yang damai, Islam yang ramah," jelas Kiai Said.

Kiai asal Cirebon itu juga menjabarkan tentang praktik hubungan agama Islam dan kebudayaan. Menurutnya, Islam dibangun di atas kebudayaan. Kebudayaan dapat diterima selama tidak bertentangan dengan syariat. Ia menyebut produk-produk hasil kebudayaan, seperti sarung dan peci.

Kiai Said yang merupakan alumnus Universitas Ummul Qura` Arab Saudi itu pun berharap kepada Malaysia untuk saling memperkuat gagasan Islam Nusantara agar menjadi kiblat sebagai Islam yang damai.

"Dan yang paling penting, mari kita perkuat Islam Nusantara. Islam Nusantara menjadi kiblat umat, bukan kiblat shalat," ucapnya.

Sementara Menlu Malaysia Datuk Saifuddin Abdullah dalam awal sambutannya mengaku senang dapat bertemu dengan Kiai Said. "Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan Bapak Kiai Said Aqil," kata Datuk Saifuddin.

Ia mengaku setuju dengan gagasan Islam Nusantara yang disampaikan Kiai Said. "Saya setuju dengan pandangan Pak Kiai tadi tentang Islam Nusantara," ucapnya.

Menurutnya, konsep Islam Nusantara yang digaungkan NU itu tidak berbeda dengan Manhaj Salaf yang dicetuskan Sidiq Fadli di Malaysia. "Saya pikir konsepnya hampir sama. Tidak bertentangan dengan budaya," ucapnya.

Menurutnya, hubungan agama dan budaya setempat itu simbiosis mutualisme. Dengan cara menerima kebudayaan, Islam akan kuat. "Itulah (hubungan agama dan kebudayaan, red) kekuatan Islam itu," tuturnya. 

Tags : Menteri Luar Negeri Malaysia , PBNu , Islam Nusantara

Berita Terkait