Mereka yang Selalu Bid`ahkan NU Ternyata Bohong, ini Buktinya!

| Kamis, 21/02/2019 17:45 WIB
Mereka yang Selalu Bid`ahkan NU Ternyata Bohong, ini Buktinya! KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jawa Timur). (Foto: matamaduranewscom)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar mengatakan selama ini cara beribadah warga NU kerap dituduh bid’ah oleh kelompok tertentu. Bahkan, mereka menuduh cara beribadah warga NU tidak ada dasar dalilnya.

“Jangan terpengaruh golongan di luar NU. Jangan ikut-ikutan gerakan di luar NU,” kata Kiai Marzuki pada pengajian rutin Lembaga Dakwah PBNU di Gedung PBNU, Jakarta, Rabu, 20 Februari 2019 malam yang dikutip dari laman nu.or.id.

“Kalau Sampeyan keluar dari NU, khawatir dibohongi,” lanjutnya.

Kemudian Kiai Marzuki membuktikannya satu per satu tuduhan bid`ah mereka berbohong dengan menukil hadits dari kitab-kitab rujukan terpercaya dalam sumber Islam yang digunakan mereka dan ulama NU, yaitu kitab Sahih Bukhari dan Muslim.

“Ini Sahih Muslim, matannya saja, sanadnya tidak ditulis. Di Sahih Muslim ini nomor urut 630 mensunnahkan bacaan `Allahu akbar kabiro walhamdulillahi katsiro wa subhanallahi bukratan wa asila`. Apa kata orang di luar NU? Bid’ah, ora enek dalile (tidak ada dalilnya). Ojo gelem melo orang di luar NU, diapusi (jangan mau ikut orang di luar NU, dibohongi! red.),” katanya.

Di dalam kitab Sahih Muslim hadits nomor 408, isinya menjelaskan shalat Nabi Muhammad saat duduk tahiyat akhir, jari telunjuknya menunjuk ke arah kiblat.

“Mereka enggak mau begini, kurang puas,” katanya sembari menggerak-gerakan jari telunjuknya secara memutar.

“Bagi kami terserah, tapi kalau mereka bilang begini (telunjuk lurus) tak ada dalilnya, mereka bohong!” tegasnya.

Selain itu, di dalam kitab Sahih Muslim hadits nomor 272 menerangkan Nabi Muhammad melakukan qunut pada rakaat kedua shalat Subuh.

“Silakan tidak qunut kalau tidak hafal, tapi kalau mengatakan (qunut) tidak ada dalilnya, bohong. Bohong! Itu Sahih Muslim,” kata Kiai Marzuki.

Tentang qunut subuh ini, lanjut Kiai Marzuki, terdapat pula di dalam kitab Sahih Bukhari hadits nomor 1001 sama dengan Sahih Muslim hadits nomor 272. Kemudian, di dalam Sahih Bukhari pula, hadits nomor 3451 diterangkan bahwa Nabi mengeraskan bacaan bismillah.

“Mereka tak mau (baca) bismillah atau mau tapi malu-malu, lirih. Enggak mau ngeraskan. Terserah, kami tak mengurusi mereka, tapi kalau mereka bilang bismillah zahr (terdengar) tak ada dalilnya, mereka bohong!"

Tags : Nahdlatul Ulama , Kitab Sahih Muslim , Bid ah

Berita Terkait