Kiai Said: NU Akan Terus Tegakkan Prinsip Trilogi Ukhuwah

| Kamis, 11/04/2019 20:50 WIB
Kiai Said: NU Akan Terus Tegakkan Prinsip Trilogi Ukhuwah KH Said Aqil Sirodj (Ketua Umum PBNU).

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menegaskan bahwa NU tidak akan bergeser dari prinsip menegakkan ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga negara), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia). Penegakkan terhadap prinsip persaudaraan ini karena NU merupakan organisasi moderat.

"NU pada dasarnya merupakan organisasi yang moderat, toleran, anti radikalisme, dan anti terorisme," kata Kiai Said di Gedung PBNU, Kamis, 11 April 2019 saat konferensi pers merespons penerimaan gagasan persaudaraan kemanusiaan NU oleh Centris Demokrat Internasional (CDI) atau Koalisi Partai Politik Internasional.

Oleh karena itu, menurut Kiai Said, ketika Muktamar NU pada 1936 di Banjarmasin, NU memutuskan bahwa Indonesia merupakan negara damai dan menganggap semua warga Indonesia merupakan saudara.

"Indonesia itu Darussalam, bukan negara Islam, bukan negara kafir, tapi negara yang mengakomodir semua warga negara sebagai saudara sebangsa dan setanah air," ucapnya.

Kiai Said mengemukakan bahwa komitmen kebangsaan NU ditegaskan lagi ketika Rais `Aam PBNU KH Ahmad Siddiq dan Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid di Muktamar NU Situbondo pada 1984.

Kemudian, Muktamar NU yang dilaksanakan di Jombang pada 2016 mengusung tema Islam Nusantara. Menurut Kiai Said, pengambilan tema itu bukan tanpa alasan. Kiai Said dalam beberapa kesempatan ke luar negeri seperti di Amerika, Libya, Mesir, Jepang, dan Korea Selatan mengampanyekan Islam Nusantara.

"Bahkan di luar negeri sangat kagum dengan Islam Nusantara," ucapnya.

Menurutnya, ketika negara-negara luar menerima konsep Islam Nusantara, tetapi di Indonesia, masih ada yang menolak. Padahal, Islam Nusantara bukan madzhab, aliran, apalagi agama baru. Islam Nusantara merupakan ciri khas.

"Islam Nusantara itu bukan madzhab baru, bukan aliran baru, tapi tipologi, bahasa arabnya khosois, mumayyizat. Masyarakat Islam di Nusantara ini yang anti kekerasan, anti radikalisme, apalagi sampai terorisme," pungkasnya. 

Tags : Nahdlatul Ulama , Islam Nusantara , Trilogi Ukhuwah

Berita Terkait