Kukuhkan Pengurus Besar PGSI, Ini Amanat Abdul Kadir Karding

| Sabtu, 07/10/2017 12:29 WIB
Kukuhkan Pengurus Besar PGSI, Ini Amanat Abdul Kadir Karding Ketua Dewan Pembina PGSI, Abdul Kadir Karding mengukuhkan Pengurus Besar PGSI masa bakti 2017-2022 di Gedung A Kemendikbud Jakarta

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Dewan Pembina Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Abdul Kadir Karding mengukuhkan Pengurus Besar PGSI Periode 2017-2022 di Gedung A Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, Sabtu 7 Oktober 2017.

Dalam kesempatan tersebut, Karding (sapaan akrab Abdul Kadir Karding) mengaku senang bisa hadir di pengukuhan ini. Menurut Karding, PGSI yang didirikan sejak 2005 yang lalu harus tumbuh menjadi organisasi yang kuat, tangguh, dan professional.

“Cita-cita untuk tingkatkan kesejahteraan dan eksistensi guru, syarat utamanya adalah berdirinya serikat yang kuat. Era demokrasi membuka ruang bagi komunitas organisasi yang tujuannya adalah memperjuangkan hak sekaligus memupuk tanggungjawab anggotanya,” kata Karding dilokasi acara.

Karding menjelaskan, sesuai UU pendidikan, profesionalitas dan kedisiplinan seorang guru memang harus ditingkatkan. Namun ia juga mengeritik sistem pendidikan nasional yang seolah mengedepankan pengajaran saja, bukan pendidikan.

“Tujuan pendidikan nasional adalah melahirkan anak didik bertakwa, beriman, lalu berilmu. Jadi ada yang berubah eksistensi pendidikan kita sekarang ini, orang banyak melihat pola yang dikembangkan selama ini adalah untuk pengajaran, bukan pendidikan,” ujar Karding.

Padahal, lanjut Karding, amanat Pancasila dan UUD telah jelas menyebutkan bahwa kemanusiaan yang adil dan beradab yang artinya pola pendidikan tidak boleh hanya menisir aspek kognisi, tapi juga hati para peserta didik.

Lalu disisi kebijakan, dikatakan Karding, masih hanya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Tenaga pendidik itu wajib profesional sekaligus sejahtera. Apabila guru hanya dituntut profesional tentu kesejahteraannya harus ditingkatkan, dan jika sudah sejahtera pastinya wajib profesional.

“Andai saja anggaran pendidikan bisa mencapai 20% ditiap Kota dan Propinsi saya yakin dua poin (profesional dan sejahtera) itu bisa diatasi. Selama ini yang sering mendapat pelatihan selama ini hanya guru di kota dan PNS, yang di desa masih jauh dan jarang sekali dilatih,” keluh Karding.

Soal lain yang juga disorot Karding adalah sertifikasi guru swasta. Menurutnya sertifikasi tersebut sampai saat ini masih rumit dan sulit, sementara ada puluhan ribu guru yang belum sertifikasi. Karenanya Karding mendesak pemerintah untuk mempercepat sertifikasi dengan tetap pertimbangkan standar profesionalitas.

“Kita minta ke pemerintah agar dibuka ruang yang relatif lebih mudah untuk sertifikasi,” tegasnya.

Atas dasar ini, Karding berkomitmen untuk menjadikan PGSI sebagai organisasi guru yang kuat, pengurus harus solid dengan satu cita-cita dan ideology yang sama. Konsepsi organisasi harus didorong demi kemajuan organisasi ini harus tingkatkan.

“Organisasi ini harus dikelola dengan baik, saya tahu persis Pak Fatah (Ketum PGSI) urus organisasi ini berkat urunan. Selanjutnya harus tumbuh dan bermanfaat secara nyata bagi bangsa,” terang Karding.

Ia juga mendorong PGSI untuk mandiri dan merata diseluruh Indonesia. Target Karding, pada 2018 mendatang, PGSI bisa terbentuk di seluruh propinsi.

“Target saya membawa PGSI dikenal orang dulu. Cara sederhananya adalah melalui FB, semua pengurus saya sarankan punya FB dan silahkan post semua kegiatan PGSI agar dikenal masyarakat. Harus ada diskusi publik secara rutin membahas isu-isu terkini agar kita bisa up to date,” pungkasnya.

Tags : Abdul Kadir Karding , PGSI , Kemendikbud

Berita Terkait