PBNU Paparkan Persoalan Global Dihadapan Ulama Dunia
JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Katib Aam PBNU KH Yahya Qholil Tsaquf menyampaikan bahwa kita semua mewarisi ajaran-ajaran yang agung dari agama kita tentang kemuliaan akhlak, tentang keselamatan lahir batin, dunia akhirat, dan tentang kasih sayang sesama.
Namun, dewasa ini kita menghadapi keadaan yang membuat kita mengalami kesulitan-kesulitan di dalam memanifestasikan ajaran agung itu di hadapan umat manusia.
"Keadaan itu adalah maraknya konflik, pertentangan dan perang yang tak kunjung usai di berbagai wilayah di seluruh dunia, termasuk khususnya di negara-negara berpenduduk umat Islam," kata pria yang akrab disapa Gus Yahya itu pada Multaqo ad-Duat al-Alami di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin, 22 Januari 2018 malam di Gedung PBNU, Jakarta.
Gus Yahya mengungkapkan, walaupun yang ramai dalam pemberitaan adalah konflik dan perang di wilayah-wilayah Islam, sesungguhnya ancaman dan pertentangan terjadi di seluruh dunia.
"Barat, yaitu Amerika dan Eropa misalnya, tidak lepas dari pertentangan dan konflik yang berpotensi bisa menghancurkan seluruh tatanan masyarakat," dia mencontohkan.
Ia menyebut bahwa negara Jerman setelah pemilu tidak mampu menyelesaikan pertentangan. Begitu juga
Amerika Serikat, pemerintahnya terancam macet karena parlemen tidak mampu menghasilkan keputusan tentang anggaran negara.
Gus Yahya menuturkan seperti dikutip nu.or.id, konflik dan pertentangan terjadi merata di seluruh dunia. Apabila tidak segera umat manusia mencegahnya bersama-sama, bukan hanya umat Islam saja, tapi seluruh umat manusia agar mendapatkan jalan keluar dari konflik dan pertentangan ini.
"(Adanya konflik tersebut) maka yang terancam akan runtuh adalah seluruh peradaban umat manusia," terang Gus Yahya yang juga pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang, Jawa Tengah ini.
Forum menghadirkan 13 ulama dari delapan negara, yaitu Syekh Ahmad Yusuf dari Kolumbia, Syekh Bilal Hallak dari Amerika, Syekh Torrieq Ghannam dari Libanon, Syekh Bakr Abu Culleh dari Amerika, Syekh Ibrohim Asy-Syafi`i dari Australia, Syekh Mohammad Osman dari Palestina, Syekh Said Aboy Hammous dari Libanon, Syekh Khalid Halabie dari Australia, Syekh Muhammad Aukal dari Amerika, Syekh Amjad Arafat dari Australia, Syekh Muhammad Al-Faraj dari Libanon, dan Syekh Omar Dayah dari Denmark.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
-
Luca Marini Sebut Motor Honda Semakin Lemah di MotoGP 2024
-
Bandara Soetta Catat Layani 2,5 Juta Penumpang Selama Angkutan Lebaran
-
Luar Biasa! Timnas Indonesia U-23 Tundukkan Australia
-
Pembangunan Tol Palembang-Betung Ditargetkan Tuntas Akhir 2025
-
Bandara Soetta Raih Peringkat 28 Terbaik Dunia 2024 versi Skytrax