Cak Imin: Demokrasi dan Kebebasan Ibarat Oksigen yang Dibutuhkan Setiap Orang

| Rabu, 23/05/2018 19:25 WIB
Cak Imin: Demokrasi dan Kebebasan Ibarat Oksigen yang Dibutuhkan Setiap Orang Cak Imin saat memberikan sambutan di Pagelaran Kebudayaan, dengan tema “Kebudayaan adalah Panglima” di Yogyakarta, 13/4/18 (foto: Billy Aries)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Wakil Ketua MPR RI Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan bahwa saat ini Indonesia telah memasuki masa kebebasan demokrasi. Karena itu, kebebasan berekspresi ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya tapi jangan sampai melewati batas.

“Perubahan yang terjadi selama 20 tahun ini begitu cepat dan mendasar,” ujar Cak Imin saat menjadi pembicara di Kampus Bina Sarana Informatika, Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu, 23 Mei 2018 pagi.

Dalam seminar yang mengangkat tema "Kesiapan Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Menghadapi Era Digital & Revolusi Teknologi 4.0" itu, Cak Imin mengungkapkan bahwa 20 tahun yang lalu, meski hanya lima orang saja yang berkumpul harus izin kepada aparat keamanan. Tapi sekarang, ungkapnya, izin itu sudah tidak diperlukan.

“Kalian mau kumpul-kumpul, sudah tak perlu izin,” tandasnya.

Setelah 20 tahun dilewati, bangsa ini menikmati kebebasan demokrasi. Bagi Cak Imin, demokrasi dan kebebasan itu seperti oksigen, diperlukan setiap orang. Tanpa oksigen, manusia tak bisa hidup. Pun demikian ketika otoritarian membelenggu kehidupan manusia maka orang tak bebas berekspresi.

“Kalau dalam masa sekarang generasi muda tak pintar, itu kebangetan,” tuturnya.

Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan bahwa dalam kebebasan dan demokrasi maka akan melahirkan kreasi dan inovasi. Dalam masa ini pun juga banyak lahir dan tercipta teknologi baru terutama dalam komunikasi.

Menurut Cak Imin, terciptanya teknologi baru membawa perubahan yang radikal dan mendasar. “Dunia internet telah melahirkan revolusi,” ungkapnya.

Dampak teknologi yang membawa perubahan, menurut Cak Imin harus dibaca secara cermat. “Perubahan teknologi harus tetap perlu memperhatikan kearifan lokal,” ujarnya.

Dicontohkan, media sosial yang berkembang di masyarakat sering membuat hubungan antar manusia menjadi renggang. Anak sekarang lebih suka memegang telepon pintar. Akibat yang demikian membuat anak mengabaikan orangtuanya.

Tak hanya itu, aneka media sosial membuat terjadinya tsunami berita. Masalahnya adalah ketika ‘hoax’ mulai banyak bermunculan. Untuk itu, dirinya mengharap masyarakat waspada terhadap berita yang tidak benar.

“Bila kita tak waspada, kita akan termakan sampah informasi,” ujarnya.

Cak Imin menyatakan kehadiran teknologi di satu sisi bisa memperkuat persatuan bangsa namun di sisi yang lain dapat membelah persatuan masyarakat. Dari sinilah dirinya mengusulkan adanya tata hubungan dan budaya baru dalam menghadapi majunya teknologi.

Ditegaskan dalam membangun rasa kebangsaan, semangat tak boleh luntur. “Ëgo yang ada diperkecil demi kepentingan yang lebih besar,” pungkasnya.

Tags : Cak Imin , Demokrasi dan Kebebasan

Berita Terkait