Tolak Industrialisasi, Ribuan Petani Alasbuluh dan Wongsorejo Demo

| Senin, 09/07/2018 12:53 WIB
Tolak Industrialisasi, Ribuan Petani Alasbuluh dan Wongsorejo Demo Ribuan warga Alasbuluh, Wongsorejo, Banyuwangi membentangkan spanduk penolakan galian C dan pembangunan KIW di kawasan mereka (Istimewa)

BANYUWANGI, RADARBANGSA.COM - Ribuan petani yang tergabung dalam Organisasi Petani Wongsorejo Banyuwangi (OPWB) Desa Alasbuluh dan Desa Wongsorejo menggelar aksi demonstrasi di kantor Camat Wongsorejo, Senin 9 Juli 2018.

Mereka dengan tegas menolak tambang galian C dan pembangunan Kawasan Industri Wongsorejo (KIW) di sebelah timur gunung Raung seluas 600 hektar lebih.

Koordinator aksi, Yatno Subandrio meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi agar menghentikan rencana industrialisasi di Desa Alasbuluh dan Desa Wongsorejo karena tidak berpihak pada rakyat dan justru mengakibatkan bencana alam.

“Rencana industrialisasi di wilayah ini hanya menguntungkan para kapitalis, tidak berpihak pada kaum bawah, makanya hentikan rencana itu,” ujar Yatno berapi-api yang langsung disambut dengan serentak oleh massa “Setuju, tolak, tolak rencana itu,” jawab massa dengan gegap gempita.

Yatno juga mendesak Pemkab Banyuwangi agar menghentikan AMDAL yang saat ini dilakukan oleh dinas terkait, dan lebih mengutamakan menyelesaikan sengketa perampasan tanah rakyat yang saat ini dikuasai oleh PT. Wongsorejo.

“Hentikan proses AMDAL, tolong Pemkab Banyuwangi menyelesaikan penyerobotan tanah rakyat yang dikuasai oleh PT. Wongsorejo. Akibat penyerobotan tanah itu, warga Wongsorejo dan Alasbuluh semakin menderita,” ungkapnya.

Disamping itu, lanjut Yatno, Pemkab Banyuwangi harus konsisten dengan program-programnya terkait perlindungan lingkungan hidup, dan memberantas galian C ilegal.

“Berangus galian C ilegal. Adanya galian C tidak berijin ini membuat lingkungan tidak sehat, untuk masalah ini pemerintah harus jujur dan jangan melindungi orang-orang yang merusak lingkungan,” pintanya.

Merasa aksinya tidak berhasil dan tidak ada jawaban dari Camat Wongsorejo, Yateno menyebut akan kembali melakukan aksi besar-besaran hingga tuntutan mereka dipenuhi.

“Saya akan datang lagi, dan mengerahkan lebih besar lagi, jika tuntutan kami tidak dihiraukan,” tandasnya.

Aksi ini digelar warga karena hawatir bencana banjir bandang kembali menerjang daerah mereka akibat adanya galian tersebut. Pada 2016 yang lalu, Desa Alasbuluh diterjang banjir bandang yang merendam puluhan hektar sawah, kebun dan rumah-rumah warga setempat diduga kuat karena pembangunan KIW.

Tak hanya itu, pada Februari 2018 yang lalu, sungai Bajulmati juga tiba-tiba meluap mengakibatkan puluhan rumah warga Bimorejo, Wongsorejo terendam. Padahal sungai ini sebelumnya tidak pernah meluap.

Sayangnya aksi yang dilakukan oleh ribuan massa di kantor camat Wongsorejo itu tidak bisa ditemui oleh camat setempat. Menurut beberapa staf, Camat Wongsorejo, Sulistyowati  saat ini sedang tidak ada ditempat.

“Bu Camat sedang di Banyuwangi,” jawab salah satu staf kecamatan Wongsorejo.

Tags : Alasbuluh , Banyuwangi , Kawasan Industri

Berita Terkait