Panas Dinginnya Politik Sangat Tergantung dari Perempuan, Benarkah?

| Senin, 22/10/2018 21:02 WIB
Panas Dinginnya Politik Sangat Tergantung dari Perempuan, Benarkah? Koornas Super Jokowi, Ida Fauziyah menjawab pertanyaan awak media (dok PKB)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Keberadaan pemilih perempuan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) selalu menjadi perhatian serius dari penyelenggara maupun peserta Pemilu. Hal itu karena mayoritas pemilih di Indonesia berasal dari pemilih perempuan.

Fakta tersebut juga mempengaruhi strategi kampanye dua pasangan calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Mereka telah menyusun strategi untuk merebut perhatian kaum perempuan yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan `Emak-emak` itu.

Direktur Penggalangan Pemilih Perempuan Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan nomor urut 01, Ida Fauziyah mengatakan bahwa perempuan merupakan salah satu pemilih mayoritas dalam Pilpres 2019. Karena itu, perempuan harus mampu menciptakan kontestasi Pilpres yang kondusif.

"Saya kira panas dan dinginnya situasi politik sangat tergantung dari perempuan, kenapa? Perempuan di Pemilu 2019 jumlahnya lebih besar, 50,6 persen pemilih ibu-ibu, sahabat perempuan," ujarnya dalam acara Pengukuhan Perempuan Keren `Indonesia Maju Bersama Perempuan Keren` di Cilandak Town Square, Jakarta Selatan, Senin, 22 Oktober 2018.

Ida menyebut, perempuan juga bisa menghendaki suasana politik yang dingin karena perempuan itu penentunya. "Artinya kalau kita perempuan menghendaki politik dingin, tentu bisa kita lakukan," sambungnya.

Untuk menciptakan kondisi politik yang kondusif, Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengajak ibu-ibu berdemokrasi dalam kegembiraan. Demokrasi dengan mengadu gagasan serta rekam jejak yang baik.

"Kita inginkan pesta demokrasi, kita sambut dengan riang gembira. Demokrasi adalah penuh kegembiraan, sarana berlomba adu gagasan, program, rekam jejak, bukan adu hoaks," tegasnya.

Ida juga menekankan bahwa peran perempuan dalam poilitik bukanlah sebagai penyebar hoaks. Karena itu, dirinya meminta agar perempuan dapat lebih cermat dalam memilih dengan melihat komitmen capres-cawapres dalam memperjuangkan hak perempuan.

"Perempuan bukan pencipta hoaks. Saya ajak pilih capres sesuai rekaman jejak dan prestasi. Kedua, mengajak kepada pemilih perempuan untuk memilih karena kecerdasan melihat gagasan dan komitmen capres cawapres," tuturnya.

Terakhir, mantan Ketua Umum Fatayat NU itu mengatakan bahwa dalam visi misi pasangan Jokowi-KH. Ma`ruf Amin, keduanya memiliki program dalam kesetaraan gender dalam politik Indonesia. "Dalam visi disebutkan jelas menginginkan perempuan terlibat politik. Menginginkan penganggaran representatif gender. Dari rekam jejak dan komitmen itu, Pak Jokowi bisa jadi sahabat perempuan. Jokowi adalah sahabat yang membangun kesetaraan perempuan Indonesia dan itu yang dibutuhkan," pungkasnya.

Tags : Pemilih Perempuan , Pilpres 2019 , Ida Fauziyah

Berita Terkait