Menristekdikti Ancam Dosen Penganut Paham Radikalisme

| Kamis, 22/11/2018 20:10 WIB
Menristekdikti Ancam Dosen Penganut Paham Radikalisme Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir (doc. istimewa)

SURABAYA, RADARBANGSA.COM- Ancaman Indonesia dari penganut paham radikalisme banyak diduga tumbuh berkembang di dunia pendidikan, khususnya di kampus dan dosen sebagai tenaga pendidik banyak diberitakan berada di 7 kampus di Indonesia.

"Masalah terpapar radikalisme ini perlu kami sampaikan perguruan tinggi perguruan tinggi yang terpapar radikalisme ini, semua rektor sudah saya minta untuk melakukan profiling pada dosen dan mahasiswa," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir usai diskusi di Forum Merdeka Barat di kantor Gubernur Jatim Jalan Pahlawan Surabaya, Kamis, 22 November 2018.

Menteri Nasir memberi dua pilihan kepada dosen yang terpapar paham radikalisme, dibina untuk kembali ke pangkuan Pancasila dan NKRI, atau keluar dari aparatur sipil negara (ASN).

"Kalau dibina maka harus kembali ke NKRI, tapi kalau tidak maka harus keluar dari jabatannya sebagai seorang aparatur sipil negara (ASN)," ujarnya

Berdasarkan informasi dari Badan Intelejen Negara (BIN), Kata Menteri Nasir ada perguruan tinggi yang membiarkan dosennya menganut paham radikalisme.

"Pada 2017 saya minta itu, dalam profiling ini ada memang ada beberapa dosen ada beberapa mahasiswa, maka orang ini harus kita bimbing. Dosen harus kita tawari Kalau memang dia suruh milih apakah dia ingin NKRI apa keluar, kalau keluar ya udah keluar dari PNS," lanjut Nasir.

Sejak tahun 2017 Menteri Nasir menyebut memang ada beberapa dosen dan mahasiswa yang diidentifikasi memiliki paham radikal. Namun pihaknya telah melakukan pembimbingan.

"Setelah dibina, mereka menyatakan ikrar dan menandatangani pakta integritas untuk kembali ke NKRI. Mereka itu ASN yang digaji negara, lha kok mau merongrong NKRI. Sekali lagi, kalau tidak mau dibina maka silakan keluar," katanya.

Tags : Menristekdikti , Mohammad Nasir , Kampus , Dosen

Berita Terkait