`Bayang-bayang Kematian` Harus Dihadapi Siswa Lewati Jembatan Gantung di Pandeglang

| Selasa, 16/07/2019 20:55 WIB
`Bayang-bayang Kematian` Harus Dihadapi Siswa Lewati Jembatan Gantung di Pandeglang Foto saat siswa dan guru melewati Jembatan Gantung di Kecamatan Cimanggu, Pangdeglang (foto: Facebook Agus Munir agm)

PANDEGLANG, RADARBANGSA.COM - Beberapa hari ini jagat maya dihebohkan dengan pemberitaan seorang guru Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Pangelang, Banten, Nining Suryani yang tinggal di WC sekolah. Viralnya berita tersebut, sehingga mengetuk hati Bupati Pandeglang Irna Narulita Dimyati Natakusumah.  Bupati akan memberikan bantuan guru yang berhonor Rp350 ribu tersebut.

Bupati Pandeglang, dikutip dari kompas.com, bukan dari APBD melainkan dari patungan mulai dari bupati hingga kepala dinasnya, “Minggu ini kita urunan (iuran) terkumpul Rp7 juta, kita bantu perbaiki rumahnya,” kata Irna.

Menurutnya, jika menunggu APBD harus tahun depan, “Jadi kita patungan dulu untuk memperbaiki rumahnya,” tambahnya.

Bahkan berita viralnya guru honorer tinggal di WC sekolah itu tembus juga ke ‘telinga’ Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). JK menginginkan, pemerintah meningkatkan kesejahteraan para guru terutama yang masih honorer. 

Ternyata persoalan ini, bukan satu-satunya yang harus dihadapi pemerintah terutama Pemda Pandeglang, akses jalan atau infrastruktur juga harus diperbaiki. Seperti dilihat dari akun Facebook salah satu guru di Pandelang, Agus Munir agm.

Agus menceritakan, demi sampai ke tempat sekolah mengajarnya, ia dan siswanya harus naik bukit dan jembatan gantung yang terlihat sudah rapuh, ditambah jalannya juga belum teraspal.

“Lamun kondisi sarana transportasi budak (siswa) sakola daerah pakidulan/terpencil siga kieu saumpama (sepertinya) dispiralkeun bakal nyampe moal nyah kana bupati terus ditindaklanjuti jeung ngamuk kana camat?! (Kalau kondisi sarana transportasi siswa sekolah di daerah terpencill seperti ini misalnya diviralkan, sampai tidak ke Bupati, lalu ditindaklanjuti, dan marah-marah ke Camat)” tulis Agus. 

Agus pun mengibaratkan jembatan gantung yang dilaluinya seperti dengan ‘jembatan sirotol mustakim kw 2’, “Ini saking berbahayanya bagi siswa yang hendak berangkat dan pulang sekolah,” tukasnya.

Menurut Agus, dikonfirmasi radarbangsa, jembatan yang menghubungkan antara kampung Dukuhandap dan Pamatang Kalong yang berjarak kurang lebih 100 meter berada di Desa Batuhideung, Kecamatan Cimanggu.

”Masyarakat Batuhideung khususnya Kp Pamatang Kalong berharap kepada pemerintah agar secepatnya tanggap terhadap kondisi ini, karena sudah lama dibiarkan. Bahkan menurut info dari warga masyarakat di sana sudah lama ada program untuk perbaikan jembatan sudah ada, namun hingga saat ini belum ada realisasinya,” jelasnya.

“Semenjak tugas di SMPN 4 Cimanggu yang terletak di Kp. Cicadas Desa Batuhideung Kec. Cimanggu selama kurang lebih 5 tahun jembatan tersebut belum pernah ada perbaikan.

“Siswa nu sekolah di SMP tersebut yang berasal dari Dukuhandap kurang lebih 50 orang,” katanya melalui jejaring sosial, WhatsApp.

Tags : Infrastruktur di Pandeglang ,

Berita Terkait