Tanggapi Serangan Separatis, Wiranto: TNI Bertaruh Nyawa Bangun Trans Papua

| Selasa, 23/07/2019 06:55 WIB
Tanggapi Serangan Separatis, Wiranto: TNI Bertaruh Nyawa Bangun Trans Papua Salah satu jalan di trans Papua yang telah selesai dibangun Kementerian PUPR (dok Kementerian PUPR)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto meminta semua pihak terus memberikan dukungan pada sejumlah prajurit TNI yang bertugas dalam pengamanan Pembangunan jalan Trans Papua.

Mengingat mereka kembali mendapatkan serangan dari Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) di Nduga, Papua. Wiranto menyebut tugas di sana tidaklah mudah. Maka dari itu, dia mengajak seluruh masyarakat mendoakan mereka selalu dalam tugasnya.

"Kita beri support ke teman-teman yang bertugas di sana tidak mudah. Taruhannya nyawa, kita doakan semoga mereka selamat dalam rangka pembelaan persatuan negeri," kata Wiranto di Kantor Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Senin 22 Juli 2019.

Wiranto mengaku pemerintah terus mencari cara menyelasikan masalah di sana. Dia minta tak usah terlalu menanggapi pihak kelompok Egianus Kogoya terlalu jauh yang merupakan pelaku penyerangan.

"Enggak usah ditanggapi. Dalam rangka operasi di sana memang risikonya seperi itu. Sekarang kita terus menyelesaikan masalah itu dengan segala cara agar tidak berkepanjangan," katanya lagi.

Sejumlah prajurit TNI yang bertugas dalam pengamanan Pembangunan Trans Papua kembali mendapatkan serangan dari Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) di Nduga, Papua. Serangan tersebut telah menewaskan seorang prajurit TNI, Prada Usman Hambela.

Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi menyatakan, penyerangan terhadap prajurit TNI yang dilakukan oleh KSB itu terjadi pada hari Sabtu, 20 Juli 2019.

Penyerangan terjadi di sekitar lokasi pembangunan jembatan Sungai Yuguru sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional Trans Papua Wamena-Mumugu, di Distrik Yuguru, Kabupaten Nduga, Papua.

Pelaku diduga adalah kelompok Egianus Kogoya. Menurut Aidi, penyerangan terjadi pada pukul 12.45 WIT, ketika sejumlah prajurit TNI yang sedang bertugas melakukan pengamanan Pembangunan Trans Papua itu sedang melaksanakan istirahat, salat, dan makan (Isoma).

"Secara tiba-tiba mendapatkan serangan yang muncul dari semak belukar dengan jarak sekitar 300 meter dari kedudukan prajurit yang sedang isoma," kata Muhammad Aidi dalam keterangan persnya.

Tags : Papua , Trans Papua , Wiranto