Para ‘Petani’ di Lahan Sempit

| Senin, 11/12/2017 11:03 WIB
Para ‘Petani’ di Lahan Sempit Kangkung hidroponik (foto:

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Semilir angin berhembus pelan di antara “pagar hijau” yang berdiri kokoh di rumah Ngesti Setyo Murni, deretan pepohonan melinjo, matoa, sawo dan jambu seakan memberinya pagar alami yang asri. Rumah yang terletak di kawasan Bukit Pamulang Indah ini memang terlihat asri sejak kedatangan kami. Selain pepohonan, anaman-tanaman kecil seperti cabe rawit, daun kenikir, daun mangkokan dan sejumlah tanaman hias lainnya juga tanaman di depanrumah.

Gemericik air daribeberapa pot bunga yang mengalir ke kolam mungil berisi ikan hias menjadi pemandangan selanjutnya kala tamu menuju ruang tamu.”Itu dinamakan konsep aquaponik,” ujar Nini, sapaan akrab Ngesti Setyo Murni.

Ibu dengan dua orang putra dan putri ini mengaku menyukai tanaman sejak kecil, bahkan dunia flora adalah bagian dari hidupnya yang tak akan pernah terpisahkan. Oleh karena itu, keprihatinannya melihat kondisi alam yang semakin takt erjaga, global warming yang sampai tahap urgent dan perilaku manusia yang tak peduli dengan kondisi lingkungan yang mulai renta dan rusak adalah hal yang wajar. Sebagai seorang kader lingkungan, ia punya tanggungjawab untukmenularkan virus peduliling kungan kepada masyarakat di sekitar rumahnya.

Melihat lahan taman di sekitar perumahan tidak terlalu hijau, Nini berinisiatif untuk mengajak tetangganya untuk bercocok tanam di lahan tersebut dan mengelolanya bersama. “Komunitas peduli lingkungan Bukit Pamulang Indah awalnya berjalan lancar, kegiatan reguler selalu jalan dengan lebih kurang 40 anggota. Namun seleksi alam terjadi, mungkin karena ini organisasi non profit maka anggota berguguran dan sekarang tinggal saya dan seorang teman saja yang meneruskan.” Ujar Nini

Di sisa usianya yang senja, Nini bertekad untuk terus menebar kebaikan, mengajak masyarakat untuk peduli dengan lingkungan. Mengedukasi mereka untuk terusmelakukan penghijauan dan memanfaatkan lahan-lahan sempit di sekitar rumahnya.

Lain Nini, lain pula cerita Heryanto SP. Pria yang juga seorang penyuluh pertanian Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka ini adalah ketua komunitas hidropnik Kabupaten Majalengka. Menurut Heryanto, ia ingin mewadahi para penggemar hidroponik di abupaten Majalengka. Syarat untuk menjadi anggota komunitas pun tida ksulit. Selain menyukai pola hidroponik, ia juga tentu harus menerapkannya dalam budidaya tanaman.

Heryanto ingin meyebarluaskan sistem hidroponik di Kabupaten Majalengka. Menurutnya menanam dengan sistem hidroponik sangat tepat untuk menyiasati lahan pertanian yang semakin sempit. Selain itu bisa memenuhi kebutuhan sayuran dan buah-buahan yang dibutuhkan setiap hari. Menanam dengan sistem hidroponik juga cukup mudah serta bisa dilakukan anak-anak dan ibu-ibu.

“Kalau menanam sayuran di sawah para petani biasanya kotor dengan tanah, tapi dengan hidroponik kita tidak kotor dan tidak terlalu capek,” ujar Heryanto.

Kini komunitasnya sudah mempunyai lebih dari 30 anggota. Produk-produk hasil hidroponik anggota pun banyak diminati orang-orang di luar komunitasnya. (Oleh: Dodik)

Tags : hidroponik , aquaponik

Berita Terkait