Lomba Cerpen Santri 2018

Kang, Mau Jadi Imam Tidak?

| Jum'at, 02/11/2018 18:49 WIB
Kang, Mau Jadi Imam Tidak? Dok Radarbangsa

Oleh: Afi Ma`arif

Andai aku dapat memilih

Niscaya aku kan memilihmu

Andai aku aku mampu mengatakannya

Niscaya aku akan memanggil nama mu didepannya

Namun, bisa apa aku ini?

Aku hanya anak yang ingin berbakti kepada orang tua ku

Aku hanya membisu, tak terucap sepatah kata pun namamu dari ujumg lidahku

Tapi aku percaya

Dan percayalah

Aku kan selalu menyayangimu

Aku kan selalu mencintaimu

Karena engkau adalah

Pilihanku

Tapi maafkan aku

Ali.

Tiga tahun yang lalu.

Kamar 5x5 m itu lengang, samar-samar terdengar goresan pena berlaga diatas kertas putih. Ali dengan tangan gemetar menulis puisi perpisahan yang rencananya akan ia kirimkan kepada Naza, dia tidak percaya bahwa orangtuanya sudah menjodohkannya jauh-jauh hari. Ali kecewa karena dia sudah terlanjur membuka hati pada seorang santri putri yang menjadi muridnya.

Setelah mendengar kabar burung bahwa pengisi ruang hatinya akan dijodohkan, hari ini Naza mendapat keterangan langsung darinya. Sebuah kertas dengan tulisan yang sangat Naza kenali tergenggam ditangannya, dia membacanya sekilas. Tak mampu ia menahan air mata yang semula tergenang dipelupuk matanya, kini mengalir deras. Dengan menanggung berbagai gejolak hati ia pun harus rela, melepas. Tapi Naza tidak rela jika perasaan ini hilang, untuk itu dia menyimpannya dalam-dalam sebelum hancur tak tersisa, karena rasa itu hanya untuknya, Ali.

***

Penutupan Acara Matsama (Masa Ta’aruf Santri Madrasah Aliyah) menjadi titik awal bertemunya Ali, Tomo, Naza dan Siti, ketika siswa-siswi yang baru diperkenalkan dengan lingkungan madrasah dan berbagai program kegiatannya yang diadakan di aula madrasah. Seorang siswa tampak terkantuk-kantuk ketika mengikuti sesi pengenalan lingkungan madrasah yang sedang dibawakan oleh kepala sekolah Madrasah Aliyah Unggulan Al-Imdad, tidak lama kepala siswa tersebut terkulai dan menyandar dikursi depannya. Siswa yang berada didepan nya kaget ketika tiba-tiba merasakan sebuah tekanan dari arah belakangnya, lalu dia pun menengok kebelakan. Mendapati kepala seorang siswa yang berada dibelakang kursinya sedang terbuai mimpi dia pun membangunkannya dengan menguncang guncang bahu siswa yg tertidur itu.“Oi kang, bangun kang.. itu pak kepala madrasah sedang berbicara kok malah ditinggal tidur” pinta siswa tersebut.

“Heomm.. lho belum selesai tho kang?” tanya siswa yang dibangunkan.

“Belum, sampeyan ini gimana kok bisa-bisanya tertidur?Sampeyan namanya siapa, kang?” tanya siswa tersebut.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , PKB

Berita Terkait