Lomba Cerpen Santri 2018

Hari Esok Perbaikan

| Jum'at, 09/11/2018 18:52 WIB
Hari Esok Perbaikan Dok Radarbangsa

Oleh: Ahlul Maghfiroh

RADARBANGSA.COMSukkur yang berasal dari keluarga menengah ke atas. Tapi dia menghiraukan pendidikannya. Entah apa penyebab dari semua itu? Pergaulan di sekolahnya sangat bebas. Mereka justru merusak masa depan Sukkur dengan cara mengajaknya bolos, merokok dan racing.

Pada waktu sore Sukkur hanya terdiam di ruang tamu, dengan asyiknya menonton TV dan makan kudapan kacang polong. Perempuan paruh baya di istananya ialah ibu kandungnya. Umi Kulsum namanya. Ia melihat anak semata wayangnya yang sedang duduk di sofa. Umi Kulsum adalah seorang ibu yang sangat sabar, dengan baju syar`i dan kerudung panjang yang mencapai pahanya mencerminkan  karakternya.
 
Tepat di samping Sukkur. Dia tidak sadar bahwa ibu mendampinginya. Dia sangat fokus ke arah TV yang ditontonnya acara sepak bola, sehingga ibu yang mengucapkan salam pun ia hiraukan. Berkali–kali ibu itu tetap mengucapkan salam namun tak ada jawaban.
           
“Nak menjawab salam itu wajib!” Umi kulsum menasehatinya.
Tetapi tidak sedikitpun ucapan ibunya didengarnya. Terpaksa ia mengambil kacang polong di hadapannya .
 
“Yo ayo sedikit lagi! Serong kiri itu. Yaaahhh kan obset jadinya.”
Seruannya dengan lantang. Seakan–akan ia menjadi pengarah dan pelatih pemain bola. Menuduh ibunya perusak tidak masuknya bola ke dalam gawang dan mengganggu konsentrasi Sukkur nonton.
 
Setelah lulus dari bangku sekolah menengah pertama, Umi Kulsum memutuskan untuk memasukkannya ke Pesantren.
“Ibu! Yang bener aja. Masa iya aku masuk pesantren hanya karena ikut racing.  Yang pentingkan aku tetap sholat walaupun bolong–bolong!” Gerutunya mendengar keputusan ibunya, karena ia mengira jika dia mondok, dia tidak akan bisa tampil modis dan keren.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait