Lomba Cerpen Santri 2018

Resik

| Jum'at, 09/11/2018 19:12 WIB
Resik Dok Radarbangsa

Oleh: Lisa Indriyani

RADARBANGSA.COM - Dari sudut jalan lapangan yang terbentang, seorang perempuan muda terlihat sangat telaten memungut plastik-plastik kecil diantara rerumputan yang tersebar terbentang luas, di antara luas lapangan 60x40m, perempuan itu terkadang berdiri menunduk, ketika menemukan sampah-sampah kecil hingga terlihat bersipuh diantara rerumputan yang tak terlalu panjang menjulang, segar berdiri tegak kuat. Mereka, temen-temanya terbias dibelakang, terpencar kesana-kemari, menyerok,menyapu,dan menenteng bolak-balik plastik besar hitam sampah,menghampiri kesana-kemari  menerima satu,dua,serokan dari teman-temanyamemenuhi lapangan, terpencar. Sesekali teriakan nama-nama yang terucapmemanggilseseorang terdengar jelas bersama tawa kesal yang lainya,terlihat akrab dan hangat.

“Mba!, dumasukin dulu ajah sampahnya”  Ucap perempuan dating membawa plastik besar setengah penuh.

“Oh mau langsung dibuang?” Tanya perenpuab yang twengah jongkok,memasukan sebongkah sampah dari tangannya yang diambil dari hadapannya.

“Ini serok ada mba” Perempuan berbadan gemuk datang memberikan serokan plastik.

“Gak usah, gini ajah ko repot”  Jelasnya tersenyum,memasukan kembali sampah yang dikeruk dengan kedua tangannya.

“Mba Aisyah dari tadi disini?” Tanya perempuan lebih muda dari Aisyah yang membawa plastik hitan sampah tadi,ikut mengumpulkan sampsh yang tak masuk sempurna.

“Nggak, lah kalian sih?” Ujarnya melirik, melebarkan lubang plastik.

“Kan tadi kita di lapangan atas mba,baru ajah kita datang kesini,emang mba gak terasa cape?”

“Masih sama-sama lingkungan pesantren kan?,berarti ada kalian” Ujar perempuan bernama Aisyah, menatap asyik perempuan yang masih memegang erat plastik hitam besar ditangannya.

“Liat kalian bareng-bareng, dan kumpul bareng gini tuh pekerjaan apa ajah jadi gak terasa” Lanjutnya melebarkan bibir yang sedikit tipis dan sedikit panjang.

“Ah mba Aisyah ini, tapi kok iya sih, aku jadi ngerasa capenya hilang” Perempuan cantik itu mengerutkan alis,heran.

“Kan kita bareng-bareng” Balas Aisyah.

“Bukan karena itu mba”

“ Lah terus?” Tanya Aisyah heran

“Karena liat mba” Ucapnya merayu menyipitkan mata. Aisyah menahan tawanya, sarung yang dikenakannya bergelombangtertepa angin,tanganya ia jauhkan dari badan dan bajunya yang berwarna putih bersih, sesekali ia kepakan jari-jemarinya agar tidak terlalukotor,perempuan yang membuang plastik sanpah besar segera pergi mengangkat dengan sedikit bertenaga, Aisyah berjalan menghampirisekumpulan teman-temanya yang masih menetap.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Cerpen Santri , PKB

Berita Terkait