Lomba Cerpen Santri 2018

Hikmah Bekas Merah di Pipi

| Minggu, 11/11/2018 16:04 WIB
Hikmah Bekas Merah di Pipi Dok Radarbangsa

Oleh: Erintia Putri

RADARBANGSA.COM - Arkhan, seorang remaja yang tidak suka dengan aturan keras yang dapat menghalangi kebahagiaannya. ia adalah salah seorang dari anggota geng yang terdapat di madrasahnya. Dikenal sebaga siswa yang nakal telah ia anggap sebagai pujian. Begitu banyak peraturan di sekolah yang membuatnya terasa dikekang, hingga ia langgar dan abaikan. Ruang BK sudah ia anggap sebagai tempat yang wajib ia kunjungi, paling tidak dua kali dalam sepekan. Ia memiliki saudara bernama Hafaza, lahir setahun setelah ia dilahirkan. Mereka bersaudara layaknya saudara yang tak menutup kemungkinan sering terjadi pertengkaran diantara mereka, baik di rumah maupun di madrasah tempat mereka sekolah.

Arkhan memiliki kakak bernama Nadira yang sifatnya sangat berbeda dengan saudara yang lain. Nadira merupakan anak yang rajin, sholehah, pandai, hormat kepada yang lebih tua, dan sayang kepada adik adiknya. Tak heran jika orang tua mereka kagum, dan sering memberikannya pujian. Arkhan dan Hafaza tak pernah keberatan dengan itu, karena mereka sadar bahwa itu memang benar. Arkhan bersama perkumpulannya tak bisa lepas dari teman yang mereka anggap sebagai penenang ketika ada problema yang mereka hadapi yaitu sesuatu yang digunakan dengan menghirup dan menghembuskan. Seringkali Arkhan diberikan arahan supaya dapat meninggalkan kebiasaan buruknya tersebut. Namun, baginya aturan bukanlah hal baik baginya.

Berbagai hukuman telah Arkhan rasakan, hingga akhirnya ia jenuh dengan semua itu. Satu hal yang paling tidak ia terima adalah ketika tangan lembut seorang guru mendarat dengan keras di pipinya. Hal inilah yang membuatnya berfikir untuk pindah sekolah. Keputusan untuk pindah sekolah disetujui oleh ayahnya.  Karena ayahnya pun tak terima ketika melihat ada bekas merah di pipi sang anak.

Ayah Arkhan langsung mengurus surat pindah sekolah. Ia daftarkan Arkhan untuk sekolah di pesantren. Saudara Arkhan, Hafaza berhenti dari sekolah demi lanjutnya pendidikan sang kaka. Seperti biasa di desa, anak yang cuckup umur untuk bekerja namun tak memiliki pekerjaan pergi merantau untuk memenuhi kehidupan mereka. Rasa kecewa sempat timbul dalam diri Hafaza sebab harus keluar dari dunia pendidikan, namun ia yakin ada hal yang akan datang lebih baik dari sebelumnya. Ia selalu berusaha tuk mengikhlaskan.

Arkhan mulai masuk sekolah di pesantren. Arkhan butuh waktu untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan pesantren yang penuh dengan aturan. Namun seiring berjalannya waktu Arkhan mulai beradaptasi. Arkhan memulai hidup yang baru. Kesadaran tentang pentingnya ilmu ia pahami pesantren. Di sini ia mulai mengenal bahwa menaati aturan adalah hal yang indah. Kebiasaan buruk sedikit demi sedikit mulai ia kurangi. Kegiatan pesantren dari pagi sampai selesai ia ikuti. Seperti pesantren pada umunya, di pesantren Nurul Huda juga memiliki aturan tersendiri dalam mendidik santri santriwatinya. Mulai dari bagun tidur, bersih-bersih, mandi, belajar, tahfidz, dan hal hal lain.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Lomba Cerpen , PKB ,

Berita Terkait