Lomba Cerpen Santri 2018

Misteri 1000 Bait Alfiyah

| Senin, 12/11/2018 16:30 WIB
Misteri 1000 Bait Alfiyah Dok Radarbangsa

Oleh: Yazid Mukhlasyn

RADARBANGSA.COM - Waktu pertama kali menginjakan kaki saya di lingkungan pesantren, rasanya asing sekali bagi saya, karena setiap harinya yang selalu melihat ayah dan ibu, juga teman-teman sekolah di SMP yang tidak bisa saya lupakan setelah wisuda haflah akhiirussanah berlangsung, karena di pesantren itu disamping lingkungannya yang membuat saya tidak nyaman juga harus jauh dari orang tua, semua di batasi, dan perasaan hati saya rasanya sedih sekali ketika di antar sowan mbah yai “ Sebutan nama pengasuh pesantren.”


“ Assalaamu’alaikum Wr. Wb ” Salam bapak saya.
“ Waalaikumussalaam Wr. Wb ” Jawab salah satu santri dalem
“ Mau sowan ke mbah yai ada kang ?”
“ geh, mbah yai wonten pak, sekedap geh ! ( ya, mbah yai ada pak, tunggu sebentar ya pak ! ) ” jawab santri dalem pas ketika mbah yai keluar.
“ monggo pinarak, enten perlu nopo pak ,,?  ( silahkan duduk, ada perlu apa pak ,,? )”  mbah yai.
“ Niki mbah yai, Bade derek nitipno yogo kulo ten pesantren jenengan ( ini mbah yai, mau ikut menitipkan anak saya ke pesantren mbah yai ) ” bapak.
“ Ow njeh .. niki larene ? ( ow iya ... ini anaknya ? ” sambil lihat saya.

Ketika mbah yai menatap saya, hati saya berdebar dan tambah pengen nangis juga kabur pulang tapi tidak berani, jujur saya tidak mau mondok, saya tidak mau jauh dari orang tua, pokoknya pengen kembali pulang.
“ Nak, tidak apa-apa mondok itu enak, temannya banyak, dapat uang saku banyak, tiap satu minggu boleh pulang kok , dan setiap hari bapak dan ibumu pasti jenguk kamu, jadi tidak ada mondok itu jauh dari orang tua, sudah ,, mau ya ,,? ” Ucap mbah yai sambil menatap saya.
 Mendengar kata-kata mbah yai yang halus sambil menatap dan menyentuh kepala saya,  saya merasa tenang dan perlahan saya ucapkan “ geh yai ... “ ucap saya sambil nangis.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Lomba Cerpen , PKB ,

Berita Terkait