Lomba Cerpen Santri 2018

Ngidam Mahasiswa

| Senin, 12/11/2018 18:59 WIB
Ngidam Mahasiswa Dok Radarbangsa

Oleh: Shidka Najwa

RADARBANGSA.COM - Adalah tidak seperti biasanya pada kegiatan yang biasa itu. Malam itu Mbah Kalim, orang yang disegani dan langganan memimpin kumpulan tidak lagi memimpin kumpulan orang doa bersama yang rutin dilaksanakan setiap malam Sabtu Pon dan Legi. Hal ini terjadi juga beberapa tahun, beberapa bulan, dan beberapa minggu sebelumnya saat ada anak-anak muda datang dari unipersitas. Mbah Kalim tampak canggung dan tampak tidak seperti biasanya ia memperlakukan anak muda itu sebagaimana umumnya, ia menyerahkan tugas yang biasanya dibanggakan itu dengan halus dan sedikit  memaksa kepada anak muda yang sedikit keriting dari unipersitas itu. Mbah Kalim yang biasa Pe-De kini tidak lagi.

Dul lelaki kecil kurus kering tapi suka berpikir kritis itu merasa kagum dan berpikir mengapa orang muda yang selisih umurnya kira-kira tiga tahun setengah lebih sedikit di atas kakaknya yang di Madrasah Aliyah, tu diperlakukan seperti itu. Belum hilang pikirannya itu, pagi hari pukul 09.30 istiwak, peristiwa semalam terulang lagi, Pak Kamituo juga enggan memimpin rapat dan mempersilahkan pada pemuda yang datang dari unipersitas lagi. Pemuda-pemuda itu memang sangat akrab dengan masyarakat, ia sepertinya serba bisa, dan giat bekerja.

Siang itu setelah jum’atan di Masjid AR-Ridlo, masjid kebanggaan kampung Dul, ia mengajak pemuda unipersitas yang agak keriting ke rumahnya. Sambil menikmati jenang sruntul buatan emaknya, pemuda unipersitas itu bercerita tentang kehidupannya dan teman-temannya di unipersitas. Bagaimana ia aktif melakukan kegiatan-kegiatan sosial, bagaimana ia rajin beraktivitas keagamaan, dan bagaimana ia sering mengiingatkan pemerintah melalui diskusi dan demontrasi, tanpa suruhan orang-orang tertentu atau mengharapkan sesuatu dan sesuatu dari orang tertentu. Tak luput cerita pemuda dari  unipersitas yang memperjuangkan Indonesia mulai tahun 1908 dengan nama Budi Utomo, tahun 1928 dengan Sumpah Pemuda, dan tahun setelahnya hingga 1945 dengan peristiwa Proklamasinya, 1965 dengan Tritura, tahun 1971 dengan MALARInya, hingga tahun-tahun setelahnya dengan reformasinya yang meruntuhkan orde baru yang berkuasa selama 35 tahun dan masih banyak lagi kegiatan --yang ia sebut aksi atau demonstarsi. ia lakukan walau berhadapan dengan siapapun, yang penting kebenaran dan kedailan tertegakkan.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Lomba Cerpen , PKB ,

Berita Terkait