Lomba Cerpen Santri 2018

Satu Piring Berdua

| Senin, 12/11/2018 21:42 WIB
Satu Piring Berdua Dok Radarbangsa

Oleh: M. Amin Hudori

RADARBANGSA.COM - Berbalut keheningan pagi, Aku seakan tak berdaya dibuatnya. Hembusan angin pagi tak bisa kurasakan karena tak tertembus oleh jendela pesantren yang tertutup. Pagi itu, ketika embun pagi muncul di balik sela-sela kaca jendela kamar, seperti tetesan air yang begitu indah jika dilihat dengan sepasang mata yang di anugerahkan Tuhan. Ku keluarkan  kepalaku untuk merasakan tetesan embun terakhir yang jatuh perlahan seiring fajar menyapa dedaunan dunia.

Di Pesantren inilah aku mengerti arti kehidupan. Kehidupan yang pernah aku jalani sebelum di pesantren sangatlah jauh berbeda, yang dulu nya aku adalah seorang yang tak pernah mengikuti aturan kini aku mengerti apa arti dari kata aturan. Ntah angin apa yang merasukiku hingga aku mau mengikuti segala aturan yang ada di pesantren.

Ketika sekitar pukul 04.00 WIB, abang-abang senior pesantren masuk ke setiap kamar dengan membawa rotan untuk membangunkan kami.
‘’ bangun…bangun…bangun’’, seru abang senior pesantren.
‘’ eughhhhhh, iya bang’’, sahutku, sedikit membuka mata dari tidur. Tapi aku belum juga beranjak dari tidurku.
 ‘’ ctarrrr’’ sebuah sabetan mengarah ke arah betisku.
‘’ bangun….’’, Seru abang senior sekali lagi dengan wajah marah.
‘’ iya bang’’ , langsung saja aku terbangun dan berlari ketempat wudhu’ .

Setelah berwudhu`, aku menyegerakan ke masjid dan ikut melaksanakan sholat berjama’aah bersama santri lainnya. Karena aku sedikit terlambat jadi aku masbuk di belakang. Selesai sholat aku pun bergegas untuk mandi karena kamar mandi hanya ada 4, jadi kami semua santri mandi secara bergiliran. Selesai mandi segera ku memakai seragam sekolah karena pesantren kami saat itu sudah menjadi pesantren modern bukan pesantren salafiyah. Seperti biasa layak nya sekolah-sekolah umum yang berada di kampungku.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Lomba Cerpen , PKB ,

Berita Terkait