Lomba Cerpen Santri 2018

Man Jadda Wa Jadda

| Selasa, 13/11/2018 20:13 WIB
Man Jadda Wa Jadda Dok Radarbangsa

Oleh: Aulia Nadhirah

RADARBANGSA.COM - Namaku Muhammad Hasan Al-basry. Tanggal 7 Ramadhan tepatnya pada hari selasa aku di lahirkan ke dunia. Aku di lahirkan dari keluarga yang begitu sederhana dan bisa dibilang pas-pasan. Ayahku seorang tukang becak dan ibuku seorang penjahit. Bagiku jika sudah bisa makan sama telur dadar sambel dan kecap itu sudah makanan yang lezat bagi keluarga kami.

Di tahun 1999 aku masuk sekolah dasar Tunas Harapan di desaku. Hari pertamaku di sekolah memang sangat berbeda dengan anak-anak lainnya yang punya tas baru, sepatu baru, seragam baru, dan serba baru. Walaupun aku tidak punya serba baru, tapi aku bahagia karena Tuhan masih menitipkan momen kebahagian di keluarga kami. Berapa banyak anak-anak yang seharusnya mengenyam pendidikan, tapi mereka harus bekerja demi mencari sesuap nasi untuk menyambung kehidupan. Dan aku termasuk dari sejuta anak Indonesia yang dipilih oleh Allah untuk merasakan manisnya pendidikan. Sejak kelas III aku berjualan di sekolah untuk membantu sedikit dari kebutuhan keluargaku. Tidak jarang aku ditertawakan bahkan dikucilkan oleh teman-teman.

Aku ingin menangis sejadi-jadinya. Tapi, aku membayangkan berapa ribu bahkan berapa juta anak yang tidak bisa makan. Mereka yang tak punya tempat tinggal, hidup di pinggiran jalan, tidur beralaskan kardus, dan berselimutkan embun. Mereka semua kuat menerima tantangan ini. Kenapa aku tidak?  Disinilah aku merasa menjadi orang yang paling beruntung di dunia ini, karena Allah masih menitipkan semua itu kepadaku. Aku masih punya orang tua, punya tempat tinggal, dan bisa makan tiga kali sehari.

Ternyata, bersyukur lebih menenangkan hati. Sahabat... jika kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, maka syukuri dan jaga apa yang telah Allah titipkan kepada kita. Intinya, hidup itu harus banyak-banyak bersyukur.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Lomba Cerpen , PKB ,

Berita Terkait