Lomba Cerpen Santri 2018

Ada-ada di Balik Jerawat Satu

| Kamis, 15/11/2018 10:01 WIB
Ada-ada di Balik Jerawat Satu Dok Radarbangsa

Oleh: Sunifatun Ni`mah

RADARBANGSA.COM - Bel tanda pengajian klasikal sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Teman-teman kamar Una juga sudah berhamburan menuju tempat klasikal masing-masing. Tapi, Una masih sibuk mengaduk-aduk isi almari kotaknya, mencari-cari kitab Fathul Qarib yang akan dikajinya pagi itu. Benar-benar merepotkan kalau punya kebiasaan lupa apalagi jarang menata isi almari. Padahal almarinya nggak gede -gede amat. Hanya dua lapis rak. Yang atas untuk menyimpan buku, yang bawah untuk tempat pakaian.

“Kitabmu, Un!” sebuah teriakan dari luar meredakan ketegangan Una. Ia segera menutup pintu almarinya dan berlari menyongsong keluar.

Fathul Qarib bukan?”

“Nih, kleleran di dampar. Untung nggak di atas baduk. Bisa menumpuk tagihan dendaan kamu.”

Una melengos sambil menerima kitabnya yang bersampulkan kertas teh dari tangan Upik. Tanpa basa-basi ia langsung mengeluarkan jepitnya dari kotak sandal, dan berlari tergesa -gesa menuju kompleks Abjad. Melewati beberapa kelas pengajian yang tampak sudah mulai dengan aktivitas baca dan maknani.

Fashlun ai hadza fashlun, utawi iki iku ono fasal. Fi bayani ahkamilhaidhi ing ndalem nerangaken hukume haidh wannifasi lan nifas walistihadhati lan istihadhah,” suara Ning Ummah, pengampu pelajaranfikih di kelas IIIA sayup-sayup menyapa telinga Una.

Una menunduk, menyembunyikan rasa malunya karena untuk kesekian kali harus menjadi murid terakhir yang memenuhi teras kompleks Abjad. Untung ia bisa masuk ke ruang kelas yang terbuka itu dari belakang. Meskipun bisa dilihat dengan jelas oleh Ning Ummah dari tempat duduknya, ia tak perlu merasa risih sudah menarik perhatian teman-teman sekelasnya.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Lomba Cerpen , PKB ,

Berita Terkait