Lomba Cerpen Santri 2018

Lika-liku Boyong

| Sabtu, 24/11/2018 16:30 WIB
Lika-liku Boyong Dok Radarbangsa

Oleh: Lathifatus Sa`adah

RADARBANGSA.COM - Rahma adalah gadis desa yang berasal dari keluarga sederhana tak begitu kaya dan tak begitu miskin. Ayahnya
bernama Pak Fahmi dan ibunya bernama Bu Nasti. Rahma memiliki seorang adek yang bernama Kiki yang masih duduk di bangku SD. Bisa di bilang mereka adalah keluarga yang solid.

Sebagai seorang kakak, Rahma ingin sekali tetap di rumah membantu pekerjaan rumah ibunya. Namun, yang ada dalam hati dan fikirannya saat ini adalah rasa ingin mondok. Mengetahui hal ini, Pak Fahmi tidak melarang keinginan anaknnya tersebut. Lain halnya dengan Ibu Nasti yang merasa sulit untuk melepas Rahma mondok. Menurut bu Nasti “Rahma pikiranya masih ke kanak-kanakan.” Jadi belum bisa hidup mandiri di
pondok.”

Dalam hal ini Rahma dan ayahnya sepakat untuk memondokkan Rahma. Lambat laun ibunya pun menyetujui, walau awalnya sedikit tidak rela. Hasil pemikiran mereka selama berhari-hari akhirnya menemukan titik terang. Rahma di pondokkan di Pondok Pesantren An-Nur yang terletak tak jauh dari tempat tinggalnya. Tiba saat yang di tunggu-tunggu untuk rahma masuk ke pondok. Ponpes ini di asuh oleh K.H Azam bin Abdillah. Pertama kali Rahma masuk ke pondok, ia merasa takut, dan terbesit dalam benaknya untuk kembali ke rumah alias tidak mondok. “Kira-kira kapan ya aku pulang dari pndok.” Ujarnya dalam hati.

Beruntung ia memiliki seorang ayah yang selalu menyemangatinya untuk mondok. Rahma doakan oleh Abah Azam agar betah dalam mencari ilmu di pondok yang di asuhnya tersebut. Kebetulan Bu Nasti, ibunya Rahma tidak bisa mengantar rahma ke pondok di karenakan ada keperluan lain.
Pak Fahmi pulang meninggalkan Rahma. Di hadapan Ayahnya Rahma menahan air mata agar tak tumpah membasahi pipinya.

Baca selengkapnya di sini

Tags : Hari Santri 2018 , Lomba Cerpen , PKB ,

Berita Terkait