Idamkan Finlandia, FDS Justru Adopsi Waktu Belajar Terlama di Negara Berikut

| Minggu, 13/08/2017 00:15 WIB
Idamkan Finlandia, FDS Justru Adopsi Waktu Belajar Terlama di Negara Berikut
BELUM genap sebulan dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy yang juga mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang membuat gebrakan baru. Muhadjir menerbitkan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah yang salah satu isinya memanjangkan jam sekolah dari 6 jam menjadi 8 jam perhari dan 5 hari dalam sepekan. Kebijakan tersebut langsung menuai penolakan, bahkan jauh sebelum diterbitkan. Rerata mereka menilai bahwa kebijakan ini menambah beban bagi siswa, guru dan juga orang tua serta dinilai bakal menenggelamkan Madrasah Diniyah. Pulang sekolah terlalu sore jelas menyebabkan pendidikan di Madrasah Diniyah terhambat. Akhirnya siswa jadi terlalu kecapaian dan tidak bisa menangkap materi yang diajarkan secara sempurna jika mereka memaksakan diri. Muhadjir sempat melontarkan komentar bahwa dirinya ingin mengikuti jejak Finlandia, negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia saat ini. Namun faktanya, kebijakan Muhadjir itu justru bertolak belakang dengan sistem Finlandia yang hanya menerapkan waktu sekolah 4-5 jam sehari. Nah, negara mana saja yang cocok dengan pola atau sistem pendidikan gagasan Muhadjir tersebut? Berikut diantaranya: 1. China (10,5 jam) Sebagai negara yang sangat maju di kawasan Asia Tenggara, Tiongkok menerapkan kebijakan pendidikannya dengan penuh pertimbangan. Biasanya Tiongkok memulai tahun ajarannya di bulan September dan akan berakhir pada Juli tahun berikutnya. Semua siswa khususnya di SMP dan SMA akan belajar dari pagi pukul 07.30 dan berakhir pada pukul 17.00. Setiap hari siswa akan diberi pelajaran drill pelajaran terutama teknologi komputer, matematika, dan juga Bahasa Mandarin. Pada program tertentu, siswa di Tiongkok juga dituntut untuk kreatif dan juga melakukan inovasi-inovasi baru. Oh ya, jam makan siang di sekolah-sekolah Tiongkok biasanya berjalan selama 2 jam sehingga siswa bisa beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pelajarannya lagi hingga selesai. 2. Korea Selatan (8,5 jam) Korea Selatan adalah negara selanjutnya yang memiliki jam sekolah paling banyak untuk siswanya. Rata-rata siswa tingkat menengah menghabiskan waktu 8 jam di sekolah. Jam pelajaran setiap hari dimulai pada pukul 08.00 dan baru selesai pada pukul 16.00 atau 18.00 jika siswa memiliki jam tambahan seperti untuk kegiatan club atau ekstrakurikuler. Pulang dari sekolah, biasanya siswa di Korea Selatan akan melakukan les di beberapa tempat. Mereka biasanya selesai les pada pukul 21.00 setiap hari jika mereka ingin menguasai semua materi yang diajukan. Tuntutan belajar yang sangat tinggi di Korea Selatan kadang membuat siswa suka bolos atau putus sekolah karena tidak mampu menanggung beban. Jadwal sekolah yang padat lalu dibarengi les membuat mereka tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Penerapan sistem pendidikan yang disiplin dan cukup ekstrim ini memang dapat meningkatkan kualitas pendidikan penduduknya. Namun demikian, banyak juga pelajar di Korea Selatan yang stres atau frustasi jika tidak mampu mengikuti ritme kegiatan sekolah yang padat dan panjang. 3. Jepang (7 jam)  Siswa di Jepang biasanya masuk sekolah pada pukul 08.30 dan pulang pada pukul 15.30. Setelah jam pelajaran berakhirnya sebagian besar siswa akan ikut ekstrakurikuler hingga menghabiskan waktu lebih lama di sekolah. Biasanya batas waktu stay di sekolah adalah pukul 19.00, setelah itu sekolah akan mulai dikunci oleh pihak keamanan. Sekolah di Jepang biasanya dimulai pada April bersamaan dengan musim semi. Memasuki musim panas, banyak sekolah di Jepang memberlakukan libur atau sekolah musim panas bagi mereka yang membutuhkan. Siswa yang tidak mendapatkan jatah jam pelajaran tambahan akan banyak melakukan arubaito atau bekerja paruh waktu selama musim panas untuk tambahan uang jajan dan mencari pengalaman kerja. 4. Singapura (6,5 jam) Negara terakhir yang memiliki jam sekolah terbanyak di dunia adalah Singapura. Negeri dengan kualitas pendidikan terbaik di Asia ini memulai jam belajar pada pukul 08.30 dan selesai pada pukul 16.00. Di siang hari, siswa mendapatkan sekitar satu jam waktu istirahat untuk makan siang atau melakukan aktivitas lain di luar jam sekolah. Meski setiap hari hanya menghabiskan 6,5 jam saja, rata-rata setiap siswa di Singapura menghabiskan waktu untuk pekerjaan rumah sekitar 1,5-2 jam seharinya. Dari sini terlihat jelas bahwa siswa di Singapura harus berjuang dengan sekuat tenaga selama 8 jam sehari agar mendapatkan prestasi yang sangat baik. Di Indonesia, jam pelajaran selama sehari hanya 6 jam saja setiap harinya. Pemberlakuan program full day tentu membuat sebagian siswa menjadi terkejut karena tidak terbiasa belajar atau berada di sekolah untuk waktu yang sangat lama serta berdampak sistemik pada Madrasah Diniyah yang biasa digelar sore hari di Pondok Pesantren dan surau-surau di desa. AZ
Tags :