GP Ansor Tak Rela Jika Kasus Rizieq Shihab Dihentikan Jokowi
JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas menyatakan bahwa pihaknya tidak rela jika Presiden Joko Widodo menghentikan kasus yang menjerat Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab. Hal itu berkaitan dengan pertemuan sejumlah petinggi Persaudaraan Alumni 212 dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dengan Jokowi di Istana Bogor untuk membicarakan kasus kriminalisasi ulama.
"Enggak (rela) lah. Biar pengadilan yang memutuskan. Presiden tak usah intervensi," kata Yaqut seperti dikutip dari cnnindonesia.com, Sabtu, 28 April 2018.
Pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu menegaskan, GP Ansor sangat menolak jika Jokowi tunduk pada kepentingan politik dan menghentikan kasus Rizieq yang masih berproses di kepolisian. Karena menurutnya hukum harus tetap ditegakkan. Tidak boleh ada faktor apa pun, termasuk faktor politik yang membuat suatu kasus hukum menjadi terhenti.
"GP Ansor menolak keras. Apalagi jika intervensi dilakukan karena pertimbangan dan tekanan politik," ucap Gus Yaqut.
Di sisi lain, dia meyakini kalau Jokowi tidak akan menuruti kemauan Alumni 212 yang berharap kasus Rizieq dihentikan. Menurutnya, Jokowi akan tetap membiarkan kasus Rizieq diproses oleh penegak hukum.
"Kecuali dia (Jokowi) rela kehilangan pendukungnya-pendukungnya," pungkasnya.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Berhasil Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Rinov/Pitha Akui Tertekan Saat Perebutannya
-
Menteri Pertanian Ingatkan Krisis Pangan Bisa Ancam Indonesia
-
Liga Inggris: Takluk dari Everton, Liverpool Tertinggal dari Arsenal
-
40 Ribu Lebih NIK KTP DKI Dinonaktifkan Karena Warganya Sudah Meninggal
-
Serikat Pekerja Antusias Ikuti Pekan Olahraga Buruh di Tangerang