Habibie, Penyelamat Rupiah dan Pencetus ‘Crack Progression Theory’

| Kamis, 12/09/2019 09:11 WIB
Habibie, Penyelamat Rupiah dan Pencetus ‘Crack Progression Theory’ Presiden ke-3, BJ Habibie (foto: IG b.jhabibie)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie adalah sosok reformis Indonesia. Dia menjabat Presiden sejak 21 Mei 1998 sempai 20 Oktober 1999 menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri karena tekanan dari mahasiswa dan rakyat Indonesia.

Saat itu, kondisi perekonomian Indonesia juga tengah mengalami perlambatan akibat diterpa krisis moneter.

Salah satu yang paling kentara adalah melemahnya kurs mata uang rupiah terhadap dollar AS yang jatuh hingga Rp 16.650 dari sebelumnya pada awal 1998 berada di kisaran Rp 6000 per dollar AS.

Kondisi ini yang akhirnya membuat Habibie mengeluarkan kebijakan fenomenal, yaitu dengan melakukan restrukturisasi dan rekapitulasi perbankan.

Hasilnya sangat fantastis. Habibie berhasil mendongkrak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi Rp 6.500 pada akhir pemerintahannya.

Hal ini bisa terjadi lantaran Habibie konsisten pada kebijakan keuangan. Kala itu, Habibie mengikuti tren global yang menerapkan sistem pasar terbuka untuk valuta asing. Habibie mematok nilai tukar rupiah pada Rp 8.000.

Meski masa jabatannya terhitung singkat, Habibie berhasil menerapkan beberapa terobosan di Indonesia, seperti Undang-Undang Antimonopoli, Undang-Undang Partai Politik, dan Undang-Undang Otonomi Daerah.

Habibie juga seorang insinyur yang berhasil membuat pesawat terbang yang diakui dunia. Salah satu kontribusi terbesar Habibie adalah pada teori crack progression.

Crack progression theory adalah teori yang digunakan untuk memprediksi titik mula retakan pada sayap pesawat terbang. Hampir seluruh pesawat yang ada di dunia ini mengaplikasikan maha karya Habibie.

Tags : BJ Habibie , Presiden ,

Video Terkait