Kerugian Garuda Indonesia Naik Jadi USD 2,4 Miliar di 2020

| Senin, 19/07/2021 14:30 WIB
Kerugian Garuda Indonesia Naik Jadi USD 2,4 Miliar di 2020 Maskapai Garuda Indonesia (foto: tiket.com)

RADARBANGSA.COM Pada Tahun Buku 2020, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan rugi bersih mencapai USD2,44 miliar, padahal setahun sebelumnya rugi bersih perseroan hanya senilai USD38,94 juta.

Berdasarkan laporan keuangan GIAA yang dikutip di Jakarta, Senin 19 Juli 2021, pendapatan usaha Garuda di sepanjang 2020 senilai USD1,49 miliar atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama di 2019 sebesar USD4,57 miliar.

Pada tahun lalu jumlah beban usaha GIAA sebesar USD3,03 miliar atau mengalami penurunan dibanding 2019 yang mencapai USD4,46 miliar.

Adapun beban usaha lainnya di 2020 sebesar USD391,56 juta atau mengalami peningkatan dari setahun sebelumnya yang cuma senilai USD19,6 juta.

Dengan demikian, jumlah rugi usaha GIAA di sepanjang tahun lalu tercatat menjadi USD2,2 miliar. Sementara rugi sebelum pajak mencapai sebesar USD2,59 miliar.

Dengan jumlah manfaat pajak penghasilan di 2020 sebesar USD115,95 juta, maka rugi tahun berjalan yang dimiliki GIAA untuk Tahun Buku 2020 menjadi sebesar USD2,48 miliar atau mengalami kenaikan dibanding rugi tahun berjalan di 2019 yang senilai USD44,57 juta.

Namun, besaran rugi tahun berjalan GIAA yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk Tahun Buku 2020 sebesar USD2,44 miliar. Jumlah rugi bersih ini melambung tinggi, jika dibandingkan dengan rugi bersih perseroan di 2019 senilai USD38,94 juta.

Per 31 Desember 2020, total liabilitas GIAA meroket menjadi USD22,73 miliar dari posisi per 31 Desember 2019 yang sebesar USD3,87 miliar.

Pada akhir Desember 2020, perseroan mencatatkan ekuitas negatif mencapai USD1,94 miliar, padahal di akhir 2019 ekuitas GIAA masih tercatat positif senilai USD582,58 juta. 

Tags : Garuda Indonesia , GIAA

Berita Terkait