Penyebab Tingginya Harga Jagung Pakan di Kalangan Peternak

| Selasa, 21/09/2021 15:10 WIB
Penyebab Tingginya Harga Jagung Pakan di Kalangan Peternak Petani Jagung (Doc: Kementan)

RADARBANGSA. COM – Tingginya harga jagung pakan beberapa waktu terakhir membuat para peternak menjerit karena berdampak pada kenaikan biaya pakan. Di satu sisi, harga ayam hidup maupun telur ayam ras tengah turun sehingga menyebabkan peternak dalam situasi terjepit.

Menurutnya, kenaikan harga jagung saat ini cenderung diakibatkan faktor penawaran dan permintaan. Sebab, jika pasokan tersedia dengan cukup harga tidak mungkin melonjak seperti saat ini.

Saat ini rata-rata harga jagung paling tinggi adalah mencapai Rp 6.100 per kilogram (kg). Harga itu jauh melampaui dari acuan pemerintah sebesar Rp 4.500 per kg untuk kadar air 14 persen.

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan bahwa kebutuhan jagung dengan pasokan tidak berimbang. Seperti Blitar, Lutfi menuturkan, kebutuhan jagung yang sebanyak 7.000 ton per bulan sempat tidak terpenuhi.

"Sekarang kita jangan berbicara jutaan ton, 7.000 saja tidak ada untuk Blitar satu bulan, saya sudah cek. Jadi intinya kita siap kasih subsidi tinggal tunjukkan di mana barangnya," katanya seperti dikutip, Selasa 1 September 2021.

Lutfi pun menegaskan, saat ini diperlukan langkah yang cepat. Sebab, harga produk unggas seperti telur ayam tengah turun akibat daya beli masyarakat yang menurun. Di satu sisi, harga pakan unggas yang menyumbang 70 persen terhadap biaya produksi tengah naik akibat tingginya harga jagung.

"Jadi saya minta maaf, bukan mau tunjuk-tunjuk, karena ini masalahnya melululantahkan peternak kita," kata Lutfi.

Sementara itu Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menjelaskan, stok jagung dalam negeri pada dasarnya cukup termasuk untuk kebutuhan pakan ternak unggas. Namun, saat ini tengah terjadi persoalan distribusi yang tidak merata sehingga menyebabkan kenaikan harga di beberapa daerah dan memberikan dampak besar bagi peternak.

“Memang bagaimana membuat situasi ini stabil dan kondusif. Ini kami perlu dukungan sama-sama dari Komisi IV untuk mengingatkan pengusaha pakan kita," kata Harvick.

Musim panen jagung di Indonesia dilaporkan tidak merata karena tergantung musim. Hal itu yang membuat adanya disparitas ketersediaan pasokan antar daerah.

Tags : Jagung Pakan , Peternak Unggas

Berita Terkait