Impor Bahan Baku Masih Tinggi, Industri Farmasi Dinilai Tidak Sehat

| Senin, 27/09/2021 11:36 WIB
Impor Bahan Baku Masih Tinggi, Industri Farmasi  Dinilai Tidak Sehat Press Conference Holding BUMN Farmasi (Doc: Istimewa)

RADARBANGSA.COM - Kondisi industri farmasi tanah air dinilai dalam keadaan tidak sehat lantaran dominasi impor bahan baku obat yang mencapai 95 persen.

Diungkapkan oleh Direktur Utama PT Biofarma (Persero) Honesti Basyir bahwa sejak pandemi meradang, industri farmasi tidak mampu menunjukkan kemandiriannya khususnya dalam peyediaan bahan baku obat.

"Kita merasakan selama pandemi betapa kemandirian kita di bidang kesehatan banyak hal yang harus dibenahi. Healthcare tidak hanya kesehatan, tapi juga terkait ekonomi, sosial, dan gaya hidup," ucap Honesti seperti dikutip, Senin 27 September 2021.

Honesti mengakui bahwa banyak hal yang harus diperbaiki dalam sektor kesehatan Indonesia, khususnya jika Indonesia berniat untuk mewujudkan kemandirian kesehatan.

Pemerintah sendiri sebelumnya telah membentuk holding farmasi yang terdiri atas Biofarma selaku induk holding bersama Kimia Farma dan Indo Farma sebagai anggota holding.

Namun holding farmasi yang dibentuk sebelum pandemi terpaksa harus bekerja lebih keras dalam akselerasi kemandirian kesehatan dengan adanya pandemi covid-19.

"Holding ini baru setahun berdiri, kemudian terjadi pandemi. Selain bertransformasi, kita juga menjadi garda terdepan dalam penanganan pandemi," ungkap Honesti.

Honesti menyampaikan holding farmasi mulai menata portofolio dengan membagi fokus masing-masing BUMN. Kata Honesti, Bio Farma mendapat tugas untuk fokus dalam produksi vaksin dan antisera, sedangkan Indo Farma fokus dalam alat kesehatan dan herbal, sementara Kimia Farma fokus terhadap chemical dan layanan kesehatan.

"Kita harus membangun kemandirian kesehatan agar tidak terus tergantung pada impor bahan baku. Ini tujuan utama pembentukan holding farmasi," lanjut Honesti.

Tags : BUMN Farmasi

Berita Terkait