Shanghai Lockdwon dan Harga Komoditas Naik, Pasar Saham Positif Melemah

| Senin, 13/06/2022 12:39 WIB
Shanghai Lockdwon dan Harga Komoditas Naik, Pasar Saham Positif Melemah Ilustrasi. Pergerakan Saham di Kantor Bursa Efek Indonesia (Foto: Medanz.id)

RADARBANGSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan melemah pada akhir perdagangan sesi I, dikepung penguncian kembali Covid-19 di China dan meroketnya harga komoditas pangan.

Indeks terpangkas 1,99 persen atau 141 poin menjadi 6.945. Terpantau indeks sempat menyentuh level tertinggi 6.996 dan terendah di level 6.924 yang tetap di zona merah.  

Sebanyak 69 menguat, 496 emiten melemah dan 120 emiten stagnan.

Seluruh sektor melemah yaitu energi -3,28 persen menjadi 1.699, konsumer primer -1,77 persen menjadi 683, properti -2,09 persen menjadi 688, teknologi -2,88 persen menjadi 7.758, sektor infrastruktur -2,68 persen menjadi 931.

Berlanjut sektor aneka industri -2,74 persen menjadi 1.261, sektor transportasi -4,31 persen menjadi 2.068, keuangan -2,23 persen menjadi 1.455, industri dasar -3,35 persen menjadi 1.285, kesehatan -0,66 persen menjadi 1.456 dan konsumer non primer --2,36 persen menjadi 890.

Berdasarkan data dari departemen ketenagakerjaan, inflasi di bulan Mei mencapai 8,6% yoy lebih tinggi dari perkiraan dan sebelumnya yang masing-masing berada pada level 8.3% yoy. Dengan mengeluarkan komponen harga makanan dan energi inflasi inti mencapai 6% yoy dan juga lebih tinggi dari ekspektasi dan sebelumnya masing-masing yang berada pada level 5.9% dan 6.2%.

Sementara itu Shanghai kembali menerapkan lockdown karena kekhawatiran penyebaran virus tersebut. Sebelumnya Kota itu melonggarkan banyak pembatasan pekan lalu, setelah mengurung sebagian besar dari 25 juta penduduknya di rumah mereka sejak Maret 2022 ketika China memerangi wabah Covid terburuk dalam dua tahun terakhir.

Lockdown kembali diberlakukan pada Sabtu, 11 Juni 2022, untuk menguji Covid-19, kata otoritas kota, dikutip dari laman Forbes India. Kota metropolitan China itu berjuang untuk sepenuhnya keluar dari sanksi pembatasan.

Tags : Shanghai , China , Saham

Berita Terkait