Tekanan Inflasi Turunkan Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
RADARBANGSA.COM - Bank Dunia memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih rendah dari yang diantisipasi dan mencapai 4,6% pada tahun 2022.
Hal itu disebabkan oleh kondisi invasi Rusia ke Ukraina yang makin memperlambat kegiatan ekonomi. Diketahui harga komoditas melejit pasca pembukaan negara dan diperkirakan harga akan semakin mencapai puncaknya di tahun 2022.
“Sebagai akibat dari perang di Ukraina, harga untuk sebagian besar komoditas diperkirakan akan jauh lebih tinggi di tahun 2022 daripada di tahun 2021” kata Lead Economist Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Habib Rab, dikitip Indop Premier News, Rabu 22 Juni 2022.
Inflasi diproyeksikan meningkat menjadi 3,6% (rata-rata tahunan) seiring peningkatan permintaan dalam negeri dan harga-harga komoditas yang lebih tinggi.
Lingkungan ekonomi global dapat menciptakan tekanan-tekanan utama terhadap pertumbuhan. Hal ini dapat memicu skenario penurunan dengan tekanan inflasi yang lebih tinggi yang memaksa realokasi fiskal dari pembelanjaan pro-pertumbuhan ke subsidi yang tidak ditargetkan, penurunan permintaan untuk ekspor komoditas, dan pembiayaan eksternal yang ketat yang berdampak pada biaya pinjaman dan keinginan investasi sektor swasta.
"Dalam skenario seperti itu, pertumbuhan Indonesia bisa lebih rendah dari yang diantisipasi dan mencapai 4,6% pada tahun 2022 dan 4,7% pada tahun 2023," tandas Habib.
- 1
- 2
- 3
- 4
- 5
- 6
- 7
- 8
- 9
- 10
-
Berhasil Lolos ke Olimpiade Paris 2024, Rinov/Pitha Akui Tertekan Saat Perebutannya
-
Menteri Pertanian Ingatkan Krisis Pangan Bisa Ancam Indonesia
-
Liga Inggris: Takluk dari Everton, Liverpool Tertinggal dari Arsenal
-
40 Ribu Lebih NIK KTP DKI Dinonaktifkan Karena Warganya Sudah Meninggal
-
Serikat Pekerja Antusias Ikuti Pekan Olahraga Buruh di Tangerang