Keistimewaan Perempuan dalam Islam

| Senin, 08/03/2021 16:07 WIB
Keistimewaan Perempuan dalam Islam

RADARBANGSA.COM - Perempuan dalam Islam selalu menempati kedudukan yang tinggi. Nabi Muhammad SAW juga selalu mengupayakan kembali perempuan pada masa itu untuk menempati posisi terhormat dengan menghapuskan perbudakkan, mengapresiasi kemanusiaan perempuan, dan menetapkan mahar sebagai hak milik perempuan merupakan teladan keberpihakan beliau kepada kesetaraan gender, Sehingga sebagai salah satu misi kenabian, kedudukan mulia perempuan sekarang ini harus menjadi perhatian dan dibela.

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لِلنِّسَاءِ (رواه الحكيم عن ابن عباس)

Artinya: Sebaik-baik kamu adalah yang paling baik kepada perempuan. (HR Hakim dari Ibnu Abbas, kitab Al-Jami’us Shaghir, hadis nomor 4101).

Islam telah menegaskan perempuan memiliki kedudukan yang istimewa, maka perilaku mendiskriminasi dan memarginalkan perempuan sama sekali bukanlah potret dari ajaran Islam. Perempuan berhak memiliki multi peran untuk di apresiasi dan tidak ada alasan bagi siapapun untuk menjadikan agama Islam sebagai alasan dibalik perbuatan merendahkan perempuan.

Alquran Surat At-Taubah ayat 71:

وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ  يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ أُولَٰئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Artinya, “Orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah perbuatan yang mungkar, melaksanakan salat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (Surat At-Taubah ayat 71).

Perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki khususnya dalam lingkungan pekerjaan dan berbagai sektor kehidupan. Bahkan dalam hak politik memberikan kritik dan saran kepada pemimpin. 

Bukti sejarah peradaban Islam, bahwa banyak perempuan yang menjadi raja maupun pemuka agama. Dalam Alquran dikisahkan tentang ratu yang bijaksana dari negeri Saba yang memimpin kerajaan besar. Kemudian sosok Aisyah juga sebagai pemimpin di masa dulu. Ulama hadits sepakat bahwa Aisyah adalah ulama perempuan yang banyak meriwayatkan hadis dan pendapatnya dirujuk kaum pria. Walaupun pada masa selanjutnya secara jumlah pemimpin atau pemuka agama perempuan sangat minor sekali dibanding penguasa, ulama, atau intelektual pria, sejarah tersebut menunjukkan perempuan boleh dan mampu menjadi perempuan, baik itu dalam hal agama maupun pemerintahan.

 

Tags : Perempuan , Istimewa