Sambal "Chicatanas", Kelezatan Kontemporer ala Meksiko

| Sabtu, 10/06/2017 06:10 WIB
Sambal
JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Hidup itu seperti sambal, meski pedas tetapi membuat ketagihan bagi para penggemarnya, terutama bagi pencinta makanan ekstrem yang super-pedas. Tapi bagi kalian yang suka kuliner super-pedas, kalian harus coba sambal nyentrik yang dibuat oleh seorang guru dari Oaxaca, Meksiko Selatan. Sambal nyentrik yang dimaksud tim redaksi RadarBangsa.com kali ini adalah sambal yang disebut "chicatanas". Sambal yang akan membuat kalian berpikir sebentar untuk memakannya. Kenapa? berikut penjelasan yang dihimpun RadarBangsa.com. Gabriel Hernández Cruz, merupakan seorang guru yang tinggal di Meksiko Selatan. Setiap hujan pertama turun ketika pergantian musim semi, dia selalu menanti bahan utama pembuatan sambal 'chicatanas' atau semut terbang. Sebelum fajar menjelang, Cruz dan seluruh keluarga negara bagian Oaxaca akan keluar untuk mengumpulkan semut merah yang keluar dari sarang mereka. Langit pagi yang dipenuhi dengan kawanan semut cokelat kemerahan, bertubuh tebal dengan sayap transparan besar, serta suara gemeresik yang menggetarkan udara merupakan hadiah besar bagi mereka untuk menciptakan sebuah kelezatan "regional". "Mereka tidak sulit ditangkap. Mereka lamban dan jatuh ke tanah. Semua anak suka berlari-lari dan mengumpulkannya," jelas Hernández Cruz. Menurut Cruz, setiap tahun saat chicatanas tiba, ada perasaan gembira yang menyelimuti udara. Semut-semut itu hanya keluar dari sarangnya selama satu atau dua hari. Tak hanya Cruz, Chef Ricardo Arellano yang berasal dari sebuah kota kecil di wilayah La Cañada di Oaxaca, juga mengatakan bahwa dia selalu memakan makhluk terbang itu setiap tahun. "Ibuku akan memasukkannya ke dalam memelas (tortilla kecil tebal yang biasanya dilapisi dengan kacang dan keju) atau dibuat sambal," kenangnya, sebagaimana dikutip cnn.com. Bahkan, salah satu restoran paling eksklusif di Oaxaca dan dimiliki oleh koki terkenal Enrique Olvera, Criollo, sambal dengan kelezatan "regional" itu juga dihidangkan. Memakan serangga memang telah menjadi budaya di Meksiko sejak Zaman Mesoamerika. Meskipun sebenarnya kelangkaan makanan dan kemiskinan lah yang telah memainkan peran kontemporer dalam menggiring masyarakat setempat untuk mengonsumsi "chicatanas" di zaman kolonial hingga hari ini. "Ketika seorang ibu mencoba memberi makan keluarganya dan tidak ada makanan, semut ini pun menjadi pilihan yang baik karena rasa yang kaya dan mengandung protein tinggi," kata Arellano. Seiring berjalannya waktu, cita rasa sambal lokal ini pun menjadi sesuatu yang mewah di tempat asalnya sendiri. Bahkan di restoran mewah, chicatanas dijual dengan harga sangat tinggi. Untuk chicatanas hidup saja, harganya mencapai 850 peso per pon tahun ini, tutur Arellano. "Semut-semut itu adalah kelezatan mewah, hanya tersedia untuk beberapa hari di tahun ini dan harganya mencerminkan hal itu," tegas Arellano. Tidak hanya untuk dibuat sebagai sambal, beberapa orang kadang hanya membakar"chicatanas" untuk menghilangkan sayapnya lalu memakannya seperti memakan kacang. Adapula yang hanya menggunakan lemak putih di ekornya untuk dibuat creamier sauce. Beberapa orang juga menggiling "chicatanas" dan mencampurnya dengan garam untuk membuat mezcal. Sebuah restoran di Kota Meksiko, Pujol Enrique Olvera, bahkan menggunakan chicatanas untuk membuat mayones yang disiramkan di atas jagung muda untuk menciptakan sentuhan kontemporer makanan jalanan Meksiko. Saat ini, berbagai serangga dapat ditemukan di restoran kelas atas Meksiko di mana pelanggan yang justru mencarinya. Melihat peluang tersebut, Arellano memposisikan dirinya pada rasa ingin tahu serta gerakan gastronomis internasional yang melihat serangga sebagai bagian dari makanan masa depan. Meskipun kadar protein serangga-serangga bervariasi dan berbeda tergantung bagaimana serangga dipersiapkan, sebuah laporan menunjukkan bahwa serangga memiliki kadar protein per gram yang sama seperti daging sapi. Belum lagi jika ditambah dengan dampak lingkungan yang relatif rendah ketika mengonsumsi serangga, di mana hal ini juga menjadi alasan yang digembar-gemborkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai makanan masa depan. Bagaimana, apa kalian tertarik untuk mengonsumsi sambal dari semut? (UW)
Tags :