Munas Alim Ulama Hasilkan ‘Seruan Bali’, Berikut Isinya

| Selasa, 20/08/2019 18:24 WIB
Munas Alim Ulama Hasilkan ‘Seruan Bali’, Berikut Isinya Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar serta para kiai di acara Munas Alim Ulama se-Indonesia di Bali (foto: radarbangsa)

NUSA DUA, RADARBANGSA.COM - Munas Alim Ulama digelar di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali, Selasa 20 Agustus 2019 menghasilkan sejumlah rekomendasi bagi Partai Kebangkitan Bangsa.

Ketua DPP PKB, Saifullah Maksum usai Munas Alim Ulama secara langsung membacakan rekomendasi yang terdiri dari 5 poin dan diberi nama `Seruan Bali’ sebagai berikut:

  1. Munas Alim Ulama ingin kegiatan dakwah tidak boleh dikotori dengan tujuan apa pun. Dakwah harus memberikan spirit kehidupan.
  2. Munas Alim Ulama ingin model dakwah Walisongo yang menurut mereka sudah terbukti efektivitasnya dalam sejarah perkembangan Islam di Indonesia diteguhkan dan dijadikan jalan di era digital saat ini. Dakwah harus didorong untuk memiliki kemampuan adaptasi perubahan pola hidup masyarakat di era ini. Model dakwah Walisongo harus dipertahankan tapi dengan metode dukungan dan media perangkat yang berlaku di era digital.
  3. Munas Alim Ulama menyatakan dakwah Islam yang menciptakan sektarianisme, ekstremisme, rasisme, diskriminasi, dan memaksakan kehendak dengan cara apa pun bukanlah dakwah karena bertentangan dengan ajaran Alquran. Menurut Munas Alim Ulama, model dakwah seperti itu bisa merusak harmoni bangsa Indonesia. Sikap itu harus diluruskan bersama-sama sebagai wujud amar ma`ruf nahi munkardengan cara yang benar, santun, dan bijak.
  4. Munas Alim Ulama meminta PKB mendorong dialog di antara berbagai kelompok keagamaan agar dapat mengenali aspirasi dan harapan umat beragama yang beragam dengan langkah solusinya. Sebagai partai dakwah, PKB harus dorong secara nyata ukhuwah Islamiyahdi antara institusi keislaman yang ada secara berimbang dan selaras dengan ukhuwah wathaniyahdan ukhuwah insaniyah.
  5. Munas Alim Ulama memandang negara perlu memberikan afirmasi agar model dakwah Walisongo bisa eksis, baik, dan efektif diakses publik di era digital saat ini. Pemerintah dan pihak yang punya otoritas dalam bidang teknologi digital agar dapat memberikan fasilitas untuk kegiatan dakwah yang di-publishdi TV, medsos, sehingga hak masyarakat untuk mempelajari agama dengan benar dapat terjamin dan terjaga.
Tags : Muktamar Bali , Munas Alim Ulama , Seruan Bali

Berita Terkait