Kiai Said: Kebudayaan, Negara dan Kebhinekaan Modal Bangun Islam Indonesia Rujukan Dunia

| Selasa, 22/10/2019 21:03 WIB
Kiai Said: Kebudayaan, Negara dan Kebhinekaan Modal Bangun Islam Indonesia Rujukan Dunia KH Said Aqil Siroj menyampaikan pidato kebudayaan sambut Hari Santri Nasional (foto: Istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyampaikan pidato dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional 2019 di Gedung Kesenian Jakarta, Selasa 22 Oktober 2019.

Dalam pidatonya, KH Said Aqil Siroj mengatakan Kebudayaan, Negara dan Kebhinekaan menjadi modal penting dalam membangun Islam Indonesia sebagai rujukan dunia.

“Dan saya yakin, santri-santri yang dilahirkan dan di tempat di pesantren memiliki pemahaman tentang Islam, kebudayaan, negara dan kebhinekaan yang tepat sehingga di pundak santrilah masa depan Indonesia berada,” kata KH Said Aqil Siroj.

Menurut Kiai Said, nilai-nilai yang selama ini dimiliki oleh santri seperti integritas, kejujuran, akhlaqul karimah akan menjadi modal penting dalam menyongsong Indonesia emas pada tahun 2045.

“Tentunya, saya berpesan, santri perlu terus mengembangkan tradisi kreatif, inovatif, dan berpikir kritis,” tukasnya.

Untuk itu, Kiai Said menghimbau kepada semua elemen bangsa untuk melibatkan santri, menjadi subyek aktif, dalam seluruh proses pembangun bangsa dan negara. “Menuju tahun 2045, kita juga menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Di era ini kita bisa mendapatkan manfaat, tetapi juga berpeluang mendapat efek negatif: menjadikan manusia terperangkap sebagai obyek kemajuan teknologi dan informasi.” katanya.

Kemajuan teknologi dan informasi, lanjut Kiai Said, dapat mengurangi hubungan dan kedekatan antar manusia (hablun min al-nas). Santri memiliki modal yang besar untuk mendorong manusia tetap sebagai pusat (sentral) atas kemajuan teknologi dan informasi.

“Santri memiliki mekanisme agar hubungan antar manusia tetap kuat dan kokoh. Di antaranya Tahlilan, Yasinan, dan Barzanji. Di dalam tradisi keberagamaan tersebut, teknologi dan informasi merupakan instrumen bukan tujuan. Dengan demikian, seluruh produk peradaban diarahkan untuk menguatkan kualitas kemanusiaan kita,” jelasnya.

“Santri mewarisi legacy yang ditinggalkan oleh para ulama di abad keemasan Islam. Karena itu, kebangkitan Indonesia dan Islam akan sangat ditentukan oleh kiprah dan peranan kaum Santri,” tutupnya.

Tags : Hari Santri , Pidato Kebudayaan , Kiai Said

Berita Terkait