KH. Marzuki Mustamar: Jangan Merasa Hebat Karena Lulusan Arab dan Barat

| Rabu, 27/11/2019 09:16 WIB
KH. Marzuki Mustamar: Jangan Merasa Hebat Karena Lulusan Arab dan Barat KH Marzuki Mustamar (Ketua PWNU Jawa Timur). (Foto: matamaduranewscom)

SURABAYA, RADARBANGSA.COM - Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya. Mungkin pribahasa itulah yang tepat untuk menggambarkan bahwa setiap negeri dan sebuah bangsa pasti memiliki adat dan budaya yang berbeda-beda.

Dalam konteks ajaran Islam, setiap negara dan wilayah pasti memiliki karakteristik keberislamannya. Bagi mereka yang tengah belajar Islam di negeri lain, pasti merasakan betul perbedaan-perbedaan karakteristik itu.

Namun demikian, dalam konteks Indonesia, seorang pelajar yang tengah belajar ke luar negeri jangan sampai terjebak pada egoisme dengan meninggalkan identitas keindonesiaannya.

Demikian pesan Ketua PWNU Jawa Timur, KH. Marzuki Mustamar saat mengisi pengajian rutin di musala PWNU Jatim beberapa waktu yang lalu. Menurut Kiai Marzuki, tidak elok sebagai seorang santri yang pernah menuntut ilmu di luar lantas merasa hebat dan/atau menyalahkan ulama yang notabenenya jasa terhadap bangsa dan agama sangatlah besar.

“Jangan kemudian merasa hebat lantaran lulusan Arab atau Barat, lantas menyalahkan para pendahulu yang kontribusinya sangat jelas untuk dakwah Islam dan menjaga bangsa,” kata Kiai Marzuqi

Pengasuh Ponpes Sabilurrasyad Malang ini menambahkan, bekal ilmu yang didapat dari hasil studi di negara Timur Tengah dan Barat harus bisa diinternalisasikan dengan budaya Nusantara, artinya walaupun mendapatkan ilmu dari tempat yang berbeda, namun jangan sampai adat ketimuran ditinggalkan.

Dia menegaskan sebaiknya santri yang belajar di Timur Tengah maupun di Barat hendaknya tidak meninggalkan identitas dan budaya kesantriannya. Karena tidak semua budaya Arab dan Barat cocok diterapkan di Indonesia karena Indonesia sendiri sudah memiliki budaya adiluhung yang sangat dijunjung masyarakatnya.

Sebagai lahan dakwah, seorang santri harus memahami kultur dan adat istiadat masyarakatnya. “Mas, di sini Jawa, bukan Arab,” kata Kiai Marzuqi seperti dilansir redaksi dari laman islamramah.co.

Tags : NU , Marzuki Mustamar , Santri