BSSN Hadir Untuk Lindungi Nilai Budaya dan Agama dari Serangan Siber

| Rabu, 04/12/2019 19:53 WIB
BSSN Hadir Untuk Lindungi Nilai Budaya dan Agama dari Serangan Siber Hinsa Hasibuan (Kepala BSSN). (Foto: setkabgoid)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Letjen TNI (Purn) Hinsa Siburian mengemukakan, kehadiran BSSN yang lahir berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 53 Tahun 2017 adalah untuk melindungi masyarakat dan kepentingan Indonesia di ruang siber.

Ia menyebutkan, dalam dunia siber ada ancaman yang menyerang kepentingan Indonesia, antara lain Infrastruktur kritikal yang berbeda dengan objek vital nasional, yaitu sistem elektronik yang tersambung dengan internet atau disebut ruang siber.

“Jadi kita prioritas mengamankan itu dan tentu kalau kita lihat dengan kehadiran BSSN, kita sedang dan akan terus membangun kekuatan kita di dunia atau di ruang siber ini untuk melaksanakan tugas melindungi bangsa ini, dan juga tentu ancaman- ancaman yang lain akan banyak di situ. Proses bisnis ekonomi digitial yang mungkin terancam kalau tidak kita amankan,” kata Hinsa Siburian dalam diskusi dengan media massa di Djakarta Theater, Jakarta, Rabu, 4 Desember 2019 siang.

Kepala BSSN itu menunjuk contoh misalnya proses bisnis tiba-tiba internet dalam hal ini jaringan dihack malware dari mana, sehingga proses bisnis akan kacau. “Tugas pokok BSSN adalah meyakinkan supaya semua jaringan dimana proses bisnis atau ekonomi digital itu berjalan, maka harus yakin bahwa itu aman,” ujarnya.

Sebagai badan baru, Hinsa berharap dukungan dan bantuan media kepada BSSN agar masyarakat paham mengenai kehadiran dan fungsinya. “Tugas pokok kita lebih besar, tentu tugas-tugas lain kita laksanakan bersama-sama,” tegasnya.

Kembali ke serangan siber, Hinsa mengatakan bahwa ditinjau dari sasaran serangan siber itu ada yang bersifat fisik dan non fisik. Yang bersifat fisik, infrastruktur kritikal seperti listrik yang menggunakan internet dan suatu saat itu diserang maka sistem distribusi listrik bisa kacau.

Sementara dampak terhadap non fisik, dengan kemajuan teknologi siber dalam waktu seketika sejumlah atau jutaan informasi bisa didistribusikan kepada masyarakat kepada sasaran atau sering kita dengar populernya itu hoaks. “Ini tidak mungkin BSSN sendiri. Ini adalah tugas kita semua,” terang Hinsa.

Ia mengingatkan, saat ini ada masalah yang lebih besar di mana ada serangan siber yang bisa meruntuhkan nilai-nilai budaya, nilai-nilai agama dan mungkin kepada pemerintah. Ini bisa dilihat di beberapa negara tertentu, yang akhirnya hancur juga.

“Kita ingin adanya BSSN nilai-nilai Pancasila justru lebih tersosialisasikan bisa sampai pada masyarakat kita dan memahami seutuhnya,” tutur Hinsa.

Diskusi ini juga dihadiri oleh Deputi bidang Identifikasi dan Deteksi Aries Wahyu Sutikno, Deputi bidang Penanggulangan dan Pemulihan Dr. Suharyanto, dan Kepala Biro Hukum dan Humas BSSN Giyanto Awan Sularso.

Tags : BSSN , Serangan Siber , Indonesia , Pancasila

Berita Terkait