Data Kemiskinan BPS dan Fakta di Lapangan Berbeda

| Selasa, 10/12/2019 15:43 WIB
Data Kemiskinan BPS dan Fakta di Lapangan Berbeda Bank Dunia mencatat kemiskinan di Indonesia kurang dari 10 persen. (Foto: marketeerscom)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM – Angka Kemiskinan Masyakat yang dirilis oleh BPS mengatakan adanya penurunan dari November 2018 hingga Maret 2019. Presentase penurunan ini sebesar 529,9 ribu penduduk. Angka penurunan kemiskinan lebih besar terjadi di pedesaan dengan jumlah 393,4 ribu dibanding dengan di daerah perkotaan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi turunnya tingkat kemiskinan ini adalah naiknya upah buruh tani dan buruh bangunan, tingkat pengangguran terbuka yang menurun, inflasi umum yang rendah dan nilai tukar petani yang berada di angka 100 selama berturut-turut.

Menanggapi data tersebut, parlemen mengatakan bahwa jika diajukan banding antara fakta di lapangan dengan data di BPS maka tentunya BPS akan memenangi perkara ini, karena memiliki metode dan data yang lengkap.

“BPS ini kan referensi utama langsung ke Presiden, jadi tolonglah agar data yang dikeluarkan itu mendekati benar, memang saat ini katanya kemiskinan di Indonesia turun bahkan dipuja-puja tapi ini kalo bicara fakta kemiskinian di Indonesia masih sangat mengenaskan” kata Anggota DPR RI Komisi XI, Marwan Cik Asan.

“Kalau dulu jual 1 kg karet sudah pasti dapet 1 kg beras, kalo sekarang jual 2 kg beras belum tentu dapet 1 kg beras, apa ukuran kemiskinan ini masih tepat jika dipakai” Imbuhnya.

Marwan menyebut daya jual masyarakat rendah karena rakyat miskin. Dirinya mengaskan apakah data ini masih cocok jika digunakan dengan rasa dan fakta.  Menurutnya rakyat tidak butuh data yang bagus tapi realita yang terjadi.

Di sisi lain BPS menimpali dengan menjelaskan bahwa data kemiskinan yang diperoleh ini bersifat makro dengan menggunakan sampel sebanyak 300 ribu orang.

“300 ribu sampel ini dapat mencermikan fakta di lapangan dan dari situ kita dapat melihat progres setiap wilayah karena kami tidak mungkin melakukan sensus scera terus menerus” Ujar Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto.

 

Tags : BPS , Data Kemiskinan