Menristek : Indonesia Butuh SDM Inovatif

| Jum'at, 20/12/2019 19:27 WIB
Menristek : Indonesia Butuh SDM Inovatif Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Supardi

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menteri Riset dan Teknologi, Bambang Permadi menjelaskan perlunya terobosan inovatif untuk mempersiapkan masa depan Indonesia. Terobosan ini diperlukan agar produk Indonesia bisa bersaing dengan produk negara lain.

“Contohnya seperti Korea Selatan. Korea Selatan ini salah satu negara sukses yang berubah dalam waktu singkat, dulu kan miskin, kenapa kok bisa jadi kaya ? karena mereka menciptakan produk yang tidak hanya efisien namun inovatif. Jadi ada value added nya. Contoh Samsung, mengapa samsung cepat laku di pasaran ? Bahkan sampai bikin iphone tersaingi, karena dia punya fitur yang tidak ada di handphone lain, itu baru namanya inovatif,” kata Bambang.

Bambang mengatakan bahwa inovasi melahirkan value added yang sangat tinggi. Hal inilah yang menurutnya membuat negara tersebut maju.

“Jadi pake arah yg bener. Efisiensi tetap dilakukan, tapi harus kita dorong generasi muda kita untuk mulai memikirkan tentang inovasi,” tambahnya saat hadir dalam Tempo Briefing Economic, Kamis 19 Desember 2019.

Bambang menilai pemerintah memang sedang ramai menggaungkan efisiensi di sektor manufaktur untuk menghadapi ancaman ekonomi global Tahun 2020. Hal tersebut tepat, namun menurutnya transformasinya harus ditata.

Sampai saat ini Indonesia belum bisa dikatakan sebagai negara industri, bahkan semi industri saja bukan. Negara industri adalah negara yang sektor manufakturnya maju seperti Negara Jepang dan Korea.

“Kalau peneliti di Indonesia banyak, mereka juga bagus dan sudah banyak melahirkan prototipe, tapi masalahnya dari prototipe masuk ke industri itu sulit, jadi barang itu gak bisa langsung diterima di industri tersebut. Nah ini kan ada gap, apalagi dari industri ke komersialisasi, banyak peneliti kita yang mulai berguguran,” jelasnya.

Bambang mengatakan kemajuan suatu bangsa bukan semata-mata karena pemerintah saja namun juga sektor swastanya yang harus peduli.

“Samsung maju karena apa ? Bukan karena CSR pastinya, Kita harus merubah mindset perusahaan swasta bahwa saat dia menginvestasikan itu untuk kebutuhan dia,” jelasnya.

Menurutnya perusahaan swasta perlu hidup dan ikut ke arena global. Hal ini untuk memberi asupan kepada SDM agar berinovasi. Menurutnya inovasi harus dijadikan sebagai suatu  hal yang “mainstream".

Godaanya dari mana ? Dari SDA kita yang besar. Kita ini sudah terlalu enak karena SDA kita berlimpah. Misalnya, minyak lagi turun, kita punya banyak minyak tapi negara lain tidak punya  minyak. Akhirnya mereka kepepet gak punya SDA, jadi SDM dipaksa harus melakukan inovasi. Harus inovate,”

Ide Inovasi ini bukan untuk Indonesia maju 2024. Bambang mengatakan untuk tidak salah mengutip, inovasi ini untuk mempersiapkan Indonesia kedepan sehingga ketika sampai diujung, negara dapat memprediksi jauh tidaknya dari garis finish.

“Untuk itu nafasnya harus panjang, staminanya juga harus kuat. Jangan gampang tergoda dengan SDA. Lalu  jangan sampai tergoda dengan uang negara lain dengan dalih mereka yang ngolah, karena jadi mereka yang kaya. Ya ini salah satunya harus lakukan hilirisasi,” tandasnya.

 

 

Tags : Menristek , Bambang Permadi , Inovasi

Berita Terkait