Warga Bunuh Diri Akibat Tak Mampu Bayar Tagihan, Ratna Semprot PLN

| Rabu, 17/06/2020 14:07 WIB
Warga Bunuh Diri Akibat Tak Mampu Bayar Tagihan, Ratna Semprot PLN Ratna Juwita Sari (Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKB). (Foto: istimewa)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Persoalan kenaikan tagihan listrik memang menjadi isu hangat di masyarakat. Terlebih PLN telah menaikkan harga tarif dasar listrik di tengah pandemi Covid-19.

Anggota Komisi VII Fraksi PKB Ratna Juwita Sari mengatakan akibat melonjaknya tarif dasar listrik tersebut ada warga yang sampai bunuh diri karena tidak mampu melunasi tagihan.

"Ada warga yang sampai bunuh diri karena tidak mampu melunasi tagihan PLN," kata Ratna dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI dengan PLN, melalui rapat virtual, Rabu, 17 Juni 2020.

Ratna menilai PLN memaksa masyarakat untuk memahami adanya kenaikan tagihan tarif listrik, karena kegiatan banyak dilakukan di rumah selama diberlakukan Pembahasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Seharusnya ini kan disosialisasikan secara baik oleh PLN, karena ada masyarakat yang sampai bunuh diri, merasa tidak mampu membayar tagihan listrik," papar Ratna.

Legislator asal Tuban, Jawa Timur ini pun mengaku mendapatkan keluhan dari masyarakat yang merasa dirugikan PLN, karena tagihan tarif listriknya tidak masuk akal.

"Ada kantor kosong dari tahun lalu, tapi tagihannya naik dari sebelumnya. PLN ini harus memposisikan bahwa butuh masyarakat, dan perlu melayani masyarakat secara baik," tutur Juwita.

Warga yang dimaksud Ratna Juwita adalah Ngatmin (57), warga Dusun Plosonambangan Desa Rejosari, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah yang nekat gantung diri akibat tak mampu membayar tagihan listrik.

Sebelum gantung diri, Ngatmin sempat menulis sebuah pesan yang ditujukan kepada anak-anaknya. Pesan itu ditulis Ngatmin di dinding rumahnya, tepat di samping lokasi dia bunuh diri.

”Sing rukun ojo do tukaran, Bapak wes ora kuat nyambut gawe. Aku wes ora bisa bayar listrik. Yen bayar listrik separo edang. Ambenku malah parah” demikian pesan tersebut.

Pesan tersebut dalam bahasa Indonesia seperti ini maknanya, "Agar rukun, jangan bertengkar, bapak sudah tidak kuat bekerja, tidak bisa bayar listrik, kalau bayar listrik cuma setengahnya, tempat tidur ku malah parah (rusak)."

 

Tags : PKB , Ratna Juwita , PLN , Tagihan