Kementerian PUPR Siapkan Penanganan Darurat Banjir Bandang Luwu Utara

| Jum'at, 17/07/2020 21:55 WIB
Kementerian PUPR Siapkan Penanganan Darurat Banjir Bandang Luwu Utara Banjir bandang di Luwu Utara, Sulawesi Selatan. (Foto: twitter @BNPB_Indonesia)

JAKARTA, RADARBANGSA.COM - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, hingga saat ini Kementerian PUPR bersama tim gabungan yang terdiri dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, TNI, Polri, Basarnas dan BPBD Kabupaten Luwu Utara telah berhasil membuka sebagian akses Jalan Masamba dari Palopo sepanjang 70 km yang sebelumnya terputus karena banjir disertai lumpur setinggi hampir mencapai 2 meter. Hal itu disampaikannya usai meninjau lokasi banjir bandang pada Kamis, 16 Juli 2020.

“Saat ini ruas jalan Palopo-Masamba yang sudah terbuka tersebut bisa ditempuh dengan waktu sekitar 90 menit,” kata Basuki dilansir dari setkab.go.id, Jumat, 17 Juli 2020.

Untuk membantu pembersihan lumpur, Kementerian PUPR telah mengerahkan 10 unit alat berat berupa 4 unit excavator, 2 unit Dozer, dan 4 unit Dump Truk ke Desa Radda yang kondisinya paling parah akibat banjir bandang. Selain itu dikerahkan sebanyak 2 unit excavator dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Utara, 1 unit dari Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara, dan 1 unit dari mitra kerja.

Basuki juga menegaskan, pihaknya telah menyiapkan tiga langkah untuk membantu penanganan darurat banjir bandang tersebut.

“Pertama membuka akses konektivitas Palopo–Masamba secepatnya dengan target waktu dalam tiga hari, khususnya jalan yang masih tergenang dan tertutup lumpur di Kecamatan Masamba. Kedua, membersihkan Kecamatan Masamba dan sekitarnya dari lumpur pasir. Ketiga, untuk penanganan permanen, dilakukan normalisasi sungai dengan pengerukan, perbaikan alur sungai dan pembuatan tanggul sungai dengan struktur permanen,” paparnya.

Basuki menginstruksikan agar lumpur pasir yang dibersihkan dari permukiman tersebut dikumpulkan dan dimasukkan ke geobag untuk dimanfaatkan menjadi tanggul sementara di bantaran tiga sungai (Rongkong, Radda dan Masamba) agar tidak terjadi luapan material dari sungai-sungai tersebut saat terjadi hujan di hulu.

“Dari hasil pengamatan saya, terlihat dampak paling parah dirasakan warga yang berada di bantaran Sungai Radda. Untuk itu rumah-rumah yang berada di bantaran bahkan palung sungai harus direlokasi sebagai bagian normalisasi sungai. Relokasi akan bekerja sama dengan Pemkab Luwu Utara,” tandasnya.

Tags : Banjir Bandang , Luwu Utara , Kementerian PUPR

Berita Terkait