Distribusi Vaksin Dunia Alami Kesenjangan, Gus AMI: Perbesar Peluang Produk Dalam Negeri

| Sabtu, 22/05/2021 11:12 WIB
Distribusi Vaksin Dunia Alami Kesenjangan, Gus AMI: Perbesar Peluang Produk Dalam Negeri Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI (foto RadarbangsaAL)

RADARBANGSA.COM - Kesenjangan distribusi vaksin Covid-19 antara negara maju dan negara berkembang kian mengkhawatirkan. Semua pemangku kepentingan saat ini harus bahu membahu memperbesar peluang produksi Vaksin Covid-19 dari dalam negeri.

Menyikapi hal itu, Wakil Ketua DPR RI bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar atau Gus AMI mendorong semua pihak tidak mengedepankan ego sectoral dalam melihat peluang berkembanganya produksi vaksin dalam negeri seperti Vaksin Merah Putih atau Vaksin Nusantara.

“Peluang sekecil apapun atas kemungkinan produksi vaksin dalam negeri harus kita ambil mengingat kesenjangan distribusi vaksin antara negara maju dan negara berkembang kian jomplang,” ujarnya di Jakarta, Sabtu, 22 Mei 2021.

Untuk diketahui Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berbicara dalam Global Health Summit menyatakan kekhawatirannya atas kesenjangan distribusi vaksin Covid-19 dunia. Saat ini hampir 83% semua produksi vaksin Covid-19 dunia didistribusikan untuk negara-negara maju. Sedangkan negara-negara berkembang hanya mendapatkan alokasi 17% sisanya. Padahal kebutuhan vaksin di negara-negara berkembang mencapai 47% produksi vaksin dunia.

Gus AMI menjelaskan kesenjangan distribusi vaksin dunia ini akan menyulitkan posisi dari negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Negara-negara berkembang akan saling berebut mendapatkan jatah vaksin bagi penduduknya.

“Keterbatasan akses vaksin bagi negara berkembang akan menyulitkan upaya pembentukan kekebalan komunal (herd immunity). Jika kondisi ini terjadi maka upaya untuk pengendalian atau mengakhiri dampak pandemi akan semakin sulit,” katanya.

Ketua Pengawas Pengendalian Covid-19 DPR ini mengungkapkan dampak pandemi Covid-19 di bidang Kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya begitu luar biasa. Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 mencapai puluhan ribu jiwa. Ribuan triliunan anggaran negara telah dikucurkan untuk mengurangi dampak negative pandemic di sector Kesehatan, ekonomi, sosial, dan budaya.

“Saat ini harapan satu-satunya agar pandemic berakhir adalah terciptanya herd immunity melalui vaksinasi. Masalahnya akses terhadap produksi vaksin dunia tidak fair di mana ada dominasi dari negara-negara maju yang memiliki sumber daya kuat,” tukasnya.

Gus AMI mendesak agar semua pihak mendorong ketersediaan vaksin produksi dalam negeri seperti Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara. Beberapa waktu lalu polemik produksi dalam negeri yakni Vaksin Nusantara begitu mengemuka. Bahkan BPOM menegaskan jika uji coba Vaksin Nusantara harus dihentikan karena tidak memenuni kaidah klinis.

“Di kalangan pakar masih terjadi perdebatan terkait efektifitas Vaksin Nusantara. Namun bagi kami apapun perdebatan itu tidak boleh menghalangi proses invention atau penemuan potensi produksi vaksin dalam negeri yang bisa cepat diproduksi dan aman bagi masyarakat,” katanya.

Mantan Ketua Umum PB PMII ini juga meminta kepada masyarakat agar tidak lengah mengingat belum ada tanda-tanda berakhirnya masa pandemic. Protocol Kesehatan tetap harus dilaksanakan meskipun Sebagian masyarakat telah mendapatkan vaksin Covid-19.

“Tetap disiplin memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan saat beraktivitas di ruang-ruang publik,” pungkasnya.

Tags : Gus AMI , Vaksin , Nusantara , Merah Putih

Berita Terkait