Berwarna Hitam dan Berbau Busuk, 6 Sungai Bekasi Tercemar Limbah Industri

| Jum'at, 10/09/2021 14:58 WIB
Berwarna Hitam dan Berbau Busuk, 6 Sungai Bekasi Tercemar Limbah Industri Warga bantaran Kali Cilemahabang di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat (Foto: Antara)

RADARBANGSA.COM - Enam dari tujuh sungai yang melintasi Kabupaten Bekasi, Jawa Barat berwarna hitam, mengeluarkan bau busuk bahkan hingga mengeluarkan asap karena tercemar limbah industri. 

"Dari tujuh sungai yang melintasi Kabupaten Bekasi, hanya satu yang kondisinya terbilang baik dengan indikator tidak berwarna gelap dan berbau serta masih terdapat ikan yang hidup di sungai tersebut," kata penggiat komunitas lingkungan hidup Save Kali Cikarang Dedi Kurniawan dilansir Antara, Jumat, 10 September 2021.

Berdasarkan hasil penyisiran sungai dari hulu hingga hilir yang bermuara di perairan kecamatan Muaragembong. Beberapa sungai mengeluarkan asap yang menandakan suhu di sungai itu tinggi akibat kadar limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Ada satu sungai lagi, Kali Cikarang dengan kondisinya masih terbilang baik meski hanya di bagian hulu hingga ke tengah sedangkan dari tengah hingga hilir mulai tercemar lantaran melintasi kawasan industri.

"Saat ini satu-satunya aliran air yang masih bagus dan punya hewan endemik yakni Kali Cikarang. Itu pun hanya dari hulu sampai tengah, dari gunung karang sampai Cikarang Barat. Sisanya ya limbah lagi," katanya.

Dedi juga menyampaikan maslaah kekeringan dis ejumlah wilayah dan akibatnya warga terpaksa menggunakan sungai dengan kondisi air yang beracun.

"Kondisi ini diperburuk dengan banyaknya kekeringan di sejumlah wilayah. Akibatnya warga terpaksa menggunakan sungai yang tercemar karena tidak memiliki pilihan lain. Bayangkan seburuk apa dampaknya bagi kesehatan lingkungan dan masyarakat, ini kejahatan lingkungan luar biasa," katanya.

Limbah yang mencemari sungai tidak hanya cairan, beberapa benda padat juga ditemukan.

Lebih dari itu, kata dia, limbah yang dibuang ke sungai tidak hanya berbentuk cairan namun juga sisa produksi berupa benda padat. "Ada bahan seperti swap, lumpur dari akumulasi pembuangan atau sisa produksi pabrik," ucapnya.

Kondisi ini ternyata telah berlangsung selama bertahun-tahun bahkan setiap pergantian kepala daerah, persoalan pencemaran selalu menjadi prioritas namun tidak pernah terselesaikan.

"Kuncinya pada konsistensi dan seberapa tegas pemerintahan ini. Lihat wajah rakyat Kabupaten Bekasi di wilayah utara mandi saja harus menggunakan air lumpur yang bau, sudah sangat tidak layak. Mau sampai kapan seperti ini," katanya.

Tags : Sungai Bekasi , PencemaranSungai

Berita Terkait