10 Negara dengan Tingkat Kelahiran Terendah di Dunia

| Senin, 14/02/2022 17:27 WIB
10 Negara dengan Tingkat Kelahiran Terendah di Dunia Ilustasi (foto:istimewa)

RADARBANGSA.COM – Rendahnya tingkat kelahiran telah menyebabkan beberapa negara khawatir tentang penurunan populasi, khususnya untuk menggantikan generasi yang lebih tua.

Banyak hal yang bisa terjadi jika negara mengalami penurunan populasi. Misalnya, ekonomi negara yang melambat, yang dapat menyebabkan penutupan bisnis dari restoran, transportasi umum, sekolah, hingga fasilitas medis. 

Menurut Bank Dunia, negara yang memiliki tingkat kelahiran lebih rendah ini erat kaitannya dengan tingkat kesuburan yang lebih rendah.

Tingkat kesuburan adalah rata-rata jumlah anak yang lahir per wanita usia subur di suatu negara. Biasanya, seorang wanita berusia antara 15 dan 45 tahun dianggap dalam usia subur. 

Tingkat kesuburan suatu negara memberikan wawasan tentang keadaan ekonominya, serta tingkat kesehatan dan pendidikan penduduknya.

Mengutip perkiraann CIA World Factbook 202, berikut adalah 10 (sepuluh) negara dengan tingkat kelahiran terendah di 2021.

 

1. Monako, tingkat kelahiran per 1000 orang 6,63

 

 

2. Korea Selatan, tingkat kelahiran per 1000 orang 6,89

 

 

3. Andorra, tingkat kelahiran per 1000 orang 6,91

 

4. Jepang, tigkat kelahiran per 1000 orang 7,00

 

5. Taiwan, tingkat kelahiran per 1000 orang, 7.43

 

6. Yunani, tingkat kelahiran per 1000 orang 7.72

 

7. Puerto Riko, tingkat kelahiran per 1000 orang 7,90

 

8. Portugal, tingkat kelahiran per 1000 orang 8,02

 

9. Spanyol, tingkat kelahiran per 1000 orang 8.05

 

10. Bulgaria, tingkat kelahiran per 1000 orang 8,15

 

 

Di negara maju, tingkat kesuburan dan tingkat kelahiran biasanya jauh lebih rendah, karena alat kontrasepsi lebih mudah diperoleh dan wanita sering memilih karier sebelum menjadi ibu. 

Selain itu, jika jumlah wanita usia subur menurun, begitu pula tingkat kesuburan suatu negara. Seperti dapat dilihat di atas, negara-negara seperti Hong Kong adalah contoh yang baik bagi perempuan yang meninggalkan struktur patriarki dan fokus pada karir mereka sendiri daripada menjadi seorang ibu di usia muda, menyebabkan penurunan tingkat kesuburan negara.

Melansir Statisita, negara-negara berkembang biasanya memiliki tingkat kesuburan yang lebih tinggi karena kurangnya akses ke alat kontrasepsi dan kontrasepsi. Sedangkan wanita yang biasanya tidak mengenyam pendidikan tinggi, atau bahkan pendidikan sama sekali, lebih memilih mengurus pekerjaan rumah tangga.

Banyak keluarga di negara-negara miskin juga membutuhkan anak-anak mereka untuk membantu menghidupi keluarga dengan mulai bekerja lebih awal dan/atau sebagai pengasuh orang tua mereka di usia tua.

Tags : kelahiran terendah , birth rate

Berita Terkait